Bayang Bayang Bullying : Mengancam Masa Depan anak
BAYANG BAYANG BULLYING : MENGANCAM MASA DEPAN ANAK--ist
“bukan temen aku kak, dk mau temenan sama anak nakal”.
Karakteristik seseorang menjadifaktor penentu mereka mendapatkan teman. Namun, biasanya seorang anak yang dijauhi seperti ini akan berkemungkinan untuk melakukan bullying kepada orang lain, apabila tidak diajak berteman.
Maka dari itu, perlunya suatu tindakan untuk mengenal karakteristikseseorang lebih dalam dan lebih menghargai kehadiran orang lain, sehingga orang tersebut nyaman untuk berinteraksi dengan kita.
Efek Jangka Panjang Bullying
Di kalangan anak-anak, bullying bisa terjadi dimana saja di sekolah, di lingkungan bermain, atau bahkan di lingkungan rumah.
Walaupun anak-anak sering menganggap sebagai candaan biasa yang bersifat sementara bersama teman-temannya, tetapi beberapa anak mengalami efek bullying yang membekas hingga dewasa. Sehingga mereka yang mengalami bullying ini akan mengalami trauma secara fisik, tidak hanya itu tetapi juga akan dampak pada perkembangan emosional dan psikologis, seperti kecemasan, takut, dan penurunan rasa percaya diri.
Seperti yang dialami oleh adik R, seorang anak dengan rambut keriting, ia sering dipanggil "keriting" oleh teman-temannya. Adik R mengungkapkan, “Rambut aku kan keriting kak… jadi aku dipanggil keriting sama teman aku, minder aja sama teman-teman yang lain, apalagi kan aku gak pakai hijab kayak teman aku yang lain, jadi kan rambut aku kelihatan….” Ia menambahkan, “Ya… kadang aku merasa gak percaya diri sama diri aku sendiri.” Kutipan ini menunjukkan bagaimana ciri fisik yang seharusnya menjadi keunikan dapatm enjadi sumber tekanan dan membuat seseorang merasa minder.
Hal ini menimbulkan rasa cemas dan tertekan akan penilaian orang lain, apabila mereka mengalami perasaan seperti itu terus menerus akan membentuk rasa ketidakpercayaan diri yang mendalam. Mereka akan berpandangan negatif terhadap dirinya yang dapat membuat korban bullying merasa tidak layak dan meragukan kemampuan diri untuk berinteraksi secara sosial.
Ada juga beberapa cerita yang kami dapatkan, salah satunya adalah kisah yang bisa kita sebut Adik R yang takut untuk ke sekolah karena dibully oleh teman-temannya.
“gak mau masuk sekolah beberapa kali..gara-gara takut dibully sama mereka itu…” Sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan menyenangkan menjadi tempat yang ditakuti.
Adik R hanya bisa diam karena takut dirinya akan dibully lagi jika ia melawan pelaku tersebut. Hal tersebut akan mengakibatkan anak tidak memiliki keberanian dan menjadi pribadi yang lebih tertutup dalam melakukan aktivitas mereka. Anak yang mendapatkan bully dapat berdampak pada trauma psikologis yang dapat bertahan lama.
Ada satu kisah yang dimana Adik A diejek temannya karena tidak bisa berhitung. ”Yah si A ini emang dk biso ngitung kak, padahal mudah nian soal nyo” Dari ejekan yang ia terima dapat memberikan luka kesedihan yang ia simpan. “Mungkin sudah keseringan juga, jadi kayak kebal gitu…jadi terbiasa” Bahkan ada anak yang sudah menjadi kebiasaan menerima bully.
Sering mengalami bullying dapat membuat seseorang kebal secara emosional di luar, tetapi didalam, trauma yang tertinggal sering kali menjadi luka tak terlihat yang sulit sembuh. Hal tersebut dapat menjadi lebih fatal lagi jika tidak tertangani.
Salah satunya dapat menyebabkan depresi, yang ditandai dengan perasaan putus asa, kehilangan motivasi, dan bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Harapan Korban Terhadap Pelaku Bullying. Salah satu cara pencegahan yang efektif adalah dengan meningkatkan kesadaran diri siswa.