Butuh 30 Ribu Ahli Gizi di Setiap Daerah dalam Program Makan Bergizi Gratis
Dukung program pemerintah, Polres Prabumulih menyalurkan makanan gizi gratis ke sekolah --Foto: ig polres prabumulih
JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG), pihaknya memerlukan sekitar 30 ribu ahli gizi yang akan ditempatkan di setiap satuan layanan BGN di seluruh daerah. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan gizi yang berbeda di setiap wilayah.
"Setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, oleh karena itu ahli gizi akan ditempatkan di setiap wilayah untuk memantau dan menyesuaikan asupan gizi di sana. Kami memerlukan setidaknya 30 ribu ahli gizi untuk mendukung program ini," ujar Dadan dalam sebuah wawancara setelah menghadiri Simposium Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa BGN juga akan membentuk satuan layanan di seluruh 34 provinsi, yang terdiri dari tiga pegawai utama: seorang pejabat pembuat komitmen (PPK), seorang ahli gizi, dan seorang ahli keuangan.
Dadan menambahkan, target pertama dari program ini adalah untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat. Ia menargetkan agar pencapaian ini dapat selesai pada pertengahan tahun 2025 mendatang.
BACA JUGA:Jumat Berkah Si Limas Polres Prabumulih Sasar SDN 58, Siswa Diberi Makanan Bergizi dan Alat Tulis
BACA JUGA:Polres Prabumulih Peduli Pendidikan; Bagikan Makanan Bergizi dan Buku Tulis
"Program ini akan dimulai pada 2 Januari 2025, dan pelaksanaan akan dilakukan secara bertahap. Dari Sabang hingga Merauke, akan ada sekitar 930 titik layanan.
Setiap titik akan dilengkapi dengan ahli gizi untuk memastikan menu makanan yang diberikan sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Kami berharap target 82,9 juta penerima manfaat dapat tercapai paling lambat pada pertengahan tahun depan," terang Dadan.
Ia juga menyampaikan bahwa ada lima kategori rumah tangga di Indonesia, mulai dari yang miskin hingga yang kelas atas. Keluarga kelas atas umumnya memiliki anggota keluarga yang lebih sedikit, sekitar 2,84 orang, sementara keluarga miskin rata-rata terdiri dari enam orang.
"Data ini penting untuk memahami dinamika demografi di Indonesia. Keluarga miskin terus berkembang dengan anggota keluarga yang lebih banyak, sementara keluarga kaya tidak mengalami regenerasi yang signifikan. Untuk itu, program MBG sangat penting agar kita tidak menghadapi masalah demografi di masa depan," jelasnya.
BACA JUGA:Polsek Cambai Salurkan Makanan Bergizi di SDN 72 Prabumulih
BACA JUGA:Polandia Berbagi Pengalaman dalam Program Gizi Anak, Siap Dukung Makan Gratis Indonesia
Dadan menambahkan bahwa sebagian besar keluarga miskin di Indonesia memiliki pendapatan di bawah Rp1 juta per bulan, yang tentu saja tidak mencukupi untuk memberi makan banyak anak.
"Ini adalah masalah serius yang perlu segera ditangani. Program Makan Bergizi Gratis ini bukan hanya untuk memberi makan, tetapi juga untuk mengatasi masalah kekurangan gizi yang dapat memengaruhi masa depan generasi mendatang," ujar Dadan.