JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan bahwa inflasi di Indonesia pada akhir tahun 2024 akan mencapai 2,78 persen.
Angka ini menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan inflasi tahun 2023 yang tercatat sebesar 2,61 persen. Meskipun ada kenaikan, angka tersebut masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI), yaitu antara 1,5 persen hingga 3,5 persen.
Reny Eka Putri, Ekonom Senior Bank Mandiri, menjelaskan bahwa proyeksi peningkatan inflasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.
"Kenaikan inflasi diperkirakan disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas dan pangan yang mengalami tekanan akibat konflik geopolitik serta risiko inflasi impor," kata Reny seperti dilansir dari Antara, Rabu 4 September 2024.
BACA JUGA:Transformasi Ekonomi Lokal, Keberhasilan Pasar Digital di Biak Numfor
BACA JUGA:Huawei Y9 Prime, Smartphone Entry-Level dengan Desain Premium Kini Turun Harga
Risiko inflasi impor, yang merujuk pada kenaikan harga barang-barang impor, menjadi salah satu perhatian utama, terutama pada sektor pangan dan energi yang sangat dipengaruhi oleh kondisi global.
Ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia serta perubahan kebijakan perdagangan di negara-negara besar turut berkontribusi terhadap fluktuasi harga komoditas internasional, yang pada akhirnya berdampak pada inflasi domestik.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2024, indeks harga konsumen (IHK) menunjukkan deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month on month/mom).
Angka ini lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memprediksi inflasi sebesar 0,00 persen (mom). Deflasi pada bulan Agustus disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami penurunan sebesar 0,52 persen (mom).
BACA JUGA:Transformasi Ekonomi Lokal, Keberhasilan Pasar Digital di Biak Numfor
BACA JUGA:KPK Tegaskan Tidak Ada Perlakuan Istimewa untuk Kaesang dalam Kasus Jet Pribadi
Selain itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga menunjukkan deflasi sebesar 0,02 persen (mom).
Namun, kelompok pendidikan mengalami inflasi tertinggi pada Agustus 2024 dengan kenaikan sebesar 0,65 persen (mom), seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru. Peningkatan biaya pendidikan ini menjadi salah satu faktor pendorong inflasi bulanan.
Secara tahunan, inflasi pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,12 persen (year on year/yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang sebesar 2,10 persen (yoy).