Menurut Wisnu, bangunan masjid dengan gaya gotik jarang ditemukan di Indonesia. Biasanya, masjid dengan gaya arsitektur khas Eropa sangat langka.
Gaya arsitektur gotik selain digunakan pada gereja-gereja juga sering terlihat pada bangunan pemerintahan seperti parlemen di Hungaria dan London. Wisnu, yang merupakan mahasiswa arsitektur di Universitas Pandanaran Semarang, mengatakan bahwa gaya arsitektur gotik memiliki filosofi tersendiri, dengan ornamen yang lancip mengarah ke atas.
"Filosofinya adalah banyak ornamen yang menunjuk ke atas, sebagai simbol tempat ibadah yang mengarah kepada Yang di Atas," terang Wisnu.
Wisnu menjelaskan bahwa masjid ini sepenuhnya menggunakan ornamen bergaya Eropa, seperti bentuk jendela, kubah, dan ornamen lainnya. Ia tidak mengalami kesulitan saat mendesain masjid ini karena sudah familiar dengan gaya gotik.
Pintu masjid terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran khas Jawa, yang menciptakan perpaduan antara gaya Eropa dan Jawa.
"Desainnya murni ciptaan saya sendiri. Ukiran pada pintu adalah akulturasi dengan kebudayaan Jawa," jelasnya.