66 Pelajar SMA di Pangandaran Keracunan Makanan saat MPLS

Sabtu 20 Jul 2024 - 10:35 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

PANGANDARAN KORANPRABUMULIHPOS.COM - Jumlah korban keracunan di SMA Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terus bertambah. Pada Jumat (19/7/2024) malam, pukul 22.00 WIB, tercatat ada 66 siswa yang mengalami keracunan. Siswa yang diduga keracunan makanan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ini kini dirawat di Puskesmas Padaherang, Mangunjaya, dan beberapa klinik.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Wilayah XIII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Widhy Kurniatun, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombosit para korban berada di atas standar, yang mengindikasikan adanya bakteri dalam tubuh mereka. Namun, untuk mengetahui penyebab pastinya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Untuk hasil labnya belum keluar, jadi belum bisa memastikan bahwa ini keracunan atau tidak. Kita tunggu hasil labnya nanti," kata Widhy, Sabtu (20/7/2024).

"Alhamdulillah, malam tadi para pasien telah diberi suntikan anti bakteri. Mudah-mudahan dengan penanganan medis yang cepat, siswa-siswi akan segera membaik," tambahnya.

BACA JUGA:Warga Panik, Driver Ojol Dikira Meninggal Padahal Tertidur

BACA JUGA:Mitos atau Fakta: Cabut Gigi Atas Bisa Menyebabkan Kebutaan?

Widhy menjelaskan bahwa para siswa mengikuti kegiatan kepramukaan pada Kamis (18/7/2024). Saat itu, para korban diberi makanan dan mulai mengeluhkan kondisi kesehatan keesokan harinya.

"Kami dari KCD akan terus memantau perkembangan lebih lanjut sambil menunggu hasil dari laboratorium," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata meminta pihak sekolah dan tenaga kesehatan dari Puskesmas segera melakukan pengobatan dan penanganan.

"Yang terpenting saat ini adalah penanganan yang cepat. Dari segi obat, yang tidak ada akan segera disiapkan. Ada empat jenis obat yang diperlukan saat ini," kata Jeje.

Jeje menambahkan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya penanganan para siswa yang diduga mengalami keracunan kepada tenaga kesehatan.

"Meskipun belum ada hasil pasti, karena ini terjadi secara massal kemungkinan besar diduga keracunan. Namun, kita tunggu hasilnya nanti saja, itu ada pada pihak medis," tutupnya. (*)

 

Kategori :