Fakta Etomidate, Obat Bius Andalan Dokter untuk Prosedur Medis

Jumat 08 Aug 2025 - 22:48 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Etomidate merupakan salah satu jenis obat anestesi yang kerap digunakan tenaga medis, terutama saat proses induksi sebelum operasi. Penggunaannya wajib dilakukan di bawah pengawasan profesional kesehatan karena dapat memicu kantuk hingga membuat pasien kehilangan kesadaran.

Obat ini berfungsi mempermudah proses pembiusan, baik sebagai agen tunggal untuk memulai anestesi umum maupun sebagai pelengkap bersama obat anestesi lain pada prosedur operasi singkat. Mengutip Good Rx, etomidate juga memiliki kemampuan mengurangi rasa nyeri.

Secara mekanisme, etomidate bekerja dengan meningkatkan kadar Gamma-Aminobutyric Acid (GABA) di otak. Zat kimia ini berperan menenangkan aktivitas otak dan sistem saraf sehingga pasien bisa tertidur dengan cepat. Menurut Prof. Zullies Ikawati, Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), keunggulan etomidate adalah kemampuannya membuat pasien tidur tanpa menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan.

Cara Pemberian dan Dosis
Etomidate diberikan melalui suntikan langsung ke pembuluh darah vena. Proses ini dilakukan oleh tim medis di rumah sakit atau klinik. Dosis induksi anestesi bervariasi, umumnya untuk pasien dewasa dan anak di atas usia 10 tahun berkisar antara 0,2–0,6 mg/kg berat badan. Dosis rata-rata yang digunakan adalah 0,3 mg/kg, disuntikkan dalam waktu 30–60 detik.

Belum tersedia data yang cukup mengenai dosis aman untuk pasien di bawah usia 10 tahun. Oleh karena itu, penentuan dosis selalu menyesuaikan kondisi masing-masing pasien.

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menggunakan Etomidate
Pasien sebaiknya memberi tahu tenaga medis jika memiliki kondisi berikut:

  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)

  • Penyakit ginjal atau hati

  • Riwayat alergi terhadap etomidate, obat lain, makanan, pewarna, atau pengawet

  • Sedang hamil, berencana hamil, atau menyusui

Efek Samping yang Mungkin Timbul
Penggunaan etomidate dapat menimbulkan beberapa efek samping, antara lain:

  • Reaksi alergi: ruam, gatal, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan

  • Efek ringan yang umumnya tidak memerlukan perawatan khusus: kantuk, kejang otot, mual, muntah, atau rasa nyeri dan kemerahan di area suntikan

Jika efek samping terasa berkepanjangan atau mengganggu, segera informasikan pada tim medis agar mendapatkan penanganan yang tepat. (*)

Kategori :