Seperti halnya dengan banyak hal, kunci dari manfaat atau risiko kesehatan terletak pada dosis dan frekuensi konsumsi.
Mengonsumsi air rebusan jahe dan serai dalam jumlah moderat mungkin lebih aman bagi kebanyakan orang. Namun, lebih baik untuk menghindari konsumsi berlebihan.
Setiap orang memiliki toleransi tubuh yang berbeda-beda terhadap makanan dan minuman.
Jika seseorang merasa adanya gejala iritasi lambung setelah mengonsumsi air rebusan jahe dan serai, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik.
2. Alergi
Meskipun manfaatnya, tidak dapat diabaikan bahwa jahe dan serai mengandung senyawa-senyawa tertentu yang dapat memicu reaksi alergi pada sebagian kecil orang.
Reaksi alergi dapat mencakup gatal, bengkak, ruam kulit, hingga kesulitan bernapas.
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi terhadap jahe atau serai.
Penting bagi individu untuk mengenali gejala alergi setelah mengonsumsi air rebusan jahe dan serai.
Gejala tersebut dapat muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah konsumsi. Reaksi yang parah dapat memerlukan perhatian medis segera.
Bagi mereka yang rentan terhadap alergi, konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi air rebusan jahe dan serai sangat disarankan.
Tes alergi dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko alergi dan memberikan panduan yang lebih akurat.
Penting untuk memahami perbedaan antara alergi dan intoleransi makanan.
Sementara alergi melibatkan respons sistem kekebalan tubuh, intoleransi mencakup ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau mengolah suatu zat.
Dalam kasus intoleransi, gejala yang muncul cenderung bersifat gastrointestinal.
Jika mengalami gejala tersebut, segera hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan profesional medis.