PRABUMULIH, KORANPABUMULIHPOS.COM — Sejumlah guru honorer di Kota Prabumulih yang termasuk dalam kategori R3 (tenaga honorer berpengalaman namun tidak lulus seleksi awal), menyampaikan protes terhadap hasil pengumuman optimalisasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2025.
Kekecewaan itu muncul lantaran tidak satu pun dari mereka dinyatakan lolos, yang lolos R3 hanya 56 orang bukan dari kualifikasi guru. sementara sejumlah peserta dari kategori R4 dengan masa kerja relatif baru justru berhasil lolos.
Salah satu guru honorer yang menyuarakan kekecewaannya adalah Nuraida, seorang pengajar di salah satu SD Negeri di Prabumulih yang telah mengabdi selama 20 tahun. Ia menyayangkan keputusan tersebut karena merasa pengabdiannya yang panjang seolah tidak dihargai.
“Saya sudah mengajar sejak tahun 2005, tapi sampai sekarang belum juga lolos. Sedih rasanya, apalagi melihat yang baru satu tahun mengajar sudah diterima,” ungkapnya dengan nada kecewa.
BACA JUGA:Hasil Seleksi PPPK Tahap II Prabumulih Belum Diumumkan, Cak Arlan: Tunggu Dulu
BACA JUGA:Hasil Seleksi PPPK Kemenag Tahap II Diumumkan: Ribuan Lolos, Simak Syarat Lanjutannya
Menurut informasi yang dihimpun, masih banyak sekolah di Prabumulih yang mengalami kekurangan guru, terutama di daerah pinggiran kota.
Hal ini semakin menambah kegelisahan para guru honorer berpengalaman yang merasa telah menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka selama bertahun-tahun.
Mereka berharap formasi yang ada dapat mengutamakan masa pengabdian dan kebutuhan riil sekolah. Sejumlah guru R3 lainnya juga menyatakan bahwa proses optimalisasi seharusnya memberikan prioritas pada tenaga yang sudah lama mengabdi, bukan semata-mata mengacu pada kelengkapan administrasi atau status terbaru.
Mereka mempertanyakan transparansi dan keadilan dalam proses penempatan dan seleksi ulang yang dilakukan dalam tahap optimalisasi ini.
BACA JUGA:Sosialisasikan Usaha Hulu Migas Melalui Pendidikan Dasar Bela Negara
BACA JUGA:Komitmen Majukan SDM di Sekitar Wilayah Operasi, PEP Limau Field Salurkan Bantuan Pendidikan
Fenomena ini pun memunculkan banyak pertanyaan dari kalangan tenaga pendidik di Prabumulih. Banyak yang menduga bahwa sistem seleksi belum sepenuhnya berpihak pada mereka yang telah berjuang puluhan tahun di dunia pendidikan.
"Kami bukan menolak yang baru, tapi seharusnya ada penghargaan bagi yang sudah lama mengabdi. Ini bukan soal iri, tapi soal keadilan," ujar salah satu guru yang enggan disebutkan namanya.
Para guru R3 yang merasa dirugikan kini meminta perhatian dari Dinas Pendidikan Kota Prabumulih dan juga pemerintah pusat untuk meninjau kembali hasil optimalisasi PPPK.
Beberapa perwakilan mereka, mencoba bertamu ke rumah Plt Kepla BKPSDM Prabumulih, Efran Santiaji, untuk meminta pertanggungjawaban dan meminta penjelasan. Mereka berharap adanya solusi yang berpihak kepada guru-guru lama yang masih tetap semangat mengabdi, meski di tengah ketidakpastian nasib kepegawaian.
BACA JUGA:Sony Xperia 5, Flagship Ringkas yang Kini Dijual Rp 1 Jutaan di 2025 – Masih Layak Dibeli?
"Tapi sayang kami tidak bertemu, pak.Efran sedang tidak dirumah. Senin kami akan berjuang lagi. Mau konfirmasi ke Pemerintah Kota Prabumulih, " katanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari instansi terkait mengenai alasan tidak lolosnya para guru R3 dalam tahap optimalisasi.
Namun desakan untuk evaluasi semakin menguat, seiring banyaknya suara protes dari kalangan guru yang merasa diperlakukan tidak adil dalam seleksi PPPK tahun ini.