Jemaah Haji Masuk Asrama Awal Mei

Minggu 20 Apr 2025 - 07:05 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

JAKARTA – Persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M terus menunjukkan progres yang menggembirakan. 

Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) telah menerbitkan sekitar 100.000 visa bagi jemaah haji reguler. Angka tersebut merupakan separuh lebih dari total kuota haji reguler Indonesia yang berjumlah 203.320 orang.

Informasi ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal PHU, Prof. Dr. Hilman Latief, M.A., dalam kegiatan Bimbingan Manasik Haji Nasional yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Sabtu (19/4/2025). 

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Agama RI Nasaruddin Umar serta Wakil Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Dahnil Anzar Simanjuntak.

"Alhamdulillah, sampai hari ini kita sudah menerbitkan sekitar 100.000 visa jemaah haji reguler. Ini adalah pencapaian penting dalam rangka memastikan seluruh proses berjalan tepat waktu dan sesuai dengan standar pelayanan terbaik bagi jemaah," ujar Hilman.

Ia menambahkan, jemaah akan mulai memasuki asrama haji pada tanggal 1 Mei 2025 sebagai langkah awal sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Gelombang pertama keberangkatan dijadwalkan berlangsung pada 2 Mei 2025.

Bimbingan Manasik Haji Nasional kali ini mengangkat tema “Menggapai Haji Mabrur: Meraih Kesempurnaan Spiritual dalam Ibadah Haji”. Tema tersebut mencerminkan komitmen pemerintah dalam mendampingi para calon jemaah tidak hanya secara teknis, tetapi juga dalam penguatan aspek spiritualitas.

Acara ini dihadiri langsung oleh sekitar 1.500 jemaah dari wilayah Jabodetabek. Tidak hanya itu, sebanyak lebih dari 141.000 calon jemaah dari 500 titik lokasi di seluruh Indonesia turut berpartisipasi secara daring. 

Ini merupakan bukti nyata bahwa digitalisasi pelatihan haji terus berkembang dan mampu menjangkau masyarakat secara luas.

Menurut Hilman, kegiatan manasik ini sangat penting karena berperan sebagai bekal utama bagi jemaah sebelum berangkat ke Tanah Suci.

 “Manasik bukan hanya tentang rukun dan tata cara haji, tetapi juga melatih kemandirian, kesiapan fisik, serta penguatan mental dan spiritual. Ini bagian dari ikhtiar kita agar jemaah Indonesia menjadi jemaah yang mandiri, disiplin, dan siap secara lahir maupun batin,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hilman juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, jumlah jemaah reguler yang telah melunasi biaya haji mencapai 208.000 orang, atau lebih dari kuota yang tersedia. Dengan demikian, terdapat surplus sekitar 5.000 jemaah yang telah melunasi namun belum mendapatkan kuota.

"Ini menunjukkan betapa besarnya semangat dan antusiasme masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji. Bahkan di tengah tantangan ekonomi global, komitmen umat Islam Indonesia tetap luar biasa," tutur Hilman.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pelunasan biaya haji menjadi indikator penting kesiapan jemaah, yang juga mencakup pemeriksaan istitha’ah kesehatan oleh Kementerian Kesehatan. 

Menurutnya, hampir seluruh jemaah yang telah melunasi dinyatakan istitha’ah, artinya mereka secara fisik dan mental dinyatakan mampu melaksanakan ibadah haji.

Selain penerbitan visa, Kementerian Agama bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, TNI/Polri, dan pihak-pihak terkait lainnya terus melakukan koordinasi intensif untuk memastikan kesiapan infrastruktur, transportasi, layanan konsumsi, akomodasi, serta layanan kesehatan di Tanah Suci.

Hilman memastikan bahwa sistem digitalisasi layanan haji juga terus diperkuat, termasuk pemanfaatan aplikasi Haji Pintar untuk memantau informasi perjalanan, kesehatan, serta jadwal kegiatan ibadah selama di Arab Saudi.

“Semua elemen pendukung haji, mulai dari petugas kloter, pembimbing ibadah, hingga tim kesehatan, telah menjalani pelatihan intensif. Kami berharap ini dapat menghadirkan pelayanan yang lebih optimal bagi para jemaah,” jelasnya.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya mengingatkan bahwa ibadah haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan spiritual yang harus dijalani dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan rasa syukur.

“Haji mabrur adalah puncak dari kesempurnaan ibadah. Ia tidak hanya ditentukan oleh ketepatan teknis dalam melaksanakan rukun dan wajib haji, tapi juga oleh kemurnian niat, akhlak, dan kepedulian sosial yang dibawa oleh jemaah selama di Tanah Suci,” ungkap Nasaruddin.

Ia juga mengajak seluruh calon jemaah untuk menjaga kesehatan, menghindari perdebatan selama menjalani ibadah, dan memperkuat rasa solidaritas antar jemaah. “Ini adalah momen yang sangat langka dan penuh berkah. Gunakanlah waktu di sana untuk benar-benar mendekatkan diri kepada Allah SWT,” katanya.

Dengan sebagian besar visa telah diterbitkan dan seluruh komponen layanan terus dimatangkan, pelaksanaan ibadah haji tahun 2025 diprediksi akan berjalan lancar. 

Pemerintah berharap seluruh jemaah Indonesia dapat menjalani ibadah dengan aman, nyaman, dan kembali ke Tanah Air dengan membawa predikat haji yang mabrur.

Melalui kolaborasi lintas sektor, optimalisasi teknologi, serta penguatan aspek spiritual, Indonesia terus berupaya menjadi salah satu negara penyelenggara haji terbaik di dunia.(*)

 

Tags :
Kategori :

Terkait