KORANPRABUMULIHPOS.COM – Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji yang saat ini sedang digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi salah satu proyek strategis nasional dengan nilai investasi mencapai Rp 3,7 triliun. Proyek ini diyakini akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan air dan energi terbarukan di wilayah Sumatera Selatan.
Bendungan ini akan menjadi bendungan pertama di Provinsi Sumsel dan memiliki peranan krusial dalam mendukung sistem irigasi Daerah Irigasi (D.I) Komering. Saat ini, dari total potensi irigasi seluas 124.000 hektare, baru sekitar 70.000 hektare yang bisa terairi. Kehadiran Bendungan Tiga Dihaji ditargetkan mampu mengaliri tambahan 34.824 hektare lahan pertanian, sekaligus menjamin pasokan air lebih stabil, terutama saat musim kemarau yang selama ini mengandalkan aliran Sungai Komering.
Tak hanya untuk irigasi, bendungan ini juga dirancang untuk memberikan berbagai manfaat tambahan, seperti pengendalian banjir, konservasi sumber daya air, dan penyediaan air baku sebesar 1 meter kubik per detik. Selain itu, potensi energi dari bendungan ini tak bisa diabaikan—dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 4x10 MW, proyek ini akan menyumbang signifikan dalam mendukung energi bersih di daerah tersebut.
Menariknya lagi, Bendungan Tiga Dihaji juga memiliki potensi sebagai destinasi wisata baru, termasuk fasilitas untuk kegiatan olahraga air, menjadikannya sebagai proyek yang tidak hanya bermanfaat dari sisi teknis, tetapi juga sosial dan ekonomi.
Dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, bendungan ini menjadi contoh proyek infrastruktur yang menyatukan berbagai fungsi vital, mulai dari irigasi, pengendalian banjir, energi terbarukan, hingga pemberdayaan masyarakat. Pemerintah berharap proyek ini bisa mendorong ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat lokal.
Tak berhenti di situ, pemerintah juga tengah mempersiapkan pembangunan Bendungan Komering II di wilayah yang sama, dengan kapasitas tampung mencapai 260,3 juta meter kubik. Bendungan ini ditargetkan mampu mengairi 25.000 hektare lahan serta menyuplai energi hingga 20,80 MW.
Dengan sinergi antara dua bendungan besar ini, Sumatera Selatan diharapkan mampu mandiri dalam pengelolaan air dan energi, sekaligus mempercepat pembangunan daerah secara berkelanjutan. Langkah ini sekaligus mencerminkan komitmen PUPR dalam mendukung infrastruktur yang inovatif demi masa depan Indonesia yang lebih tangguh dan sejahtera.