6. Shin Tae-yong (Indonesia)
Salah satu pemecatan yang paling emosional adalah berakhirnya era Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Pelatih asal Korea Selatan ini cukup dicintai oleh publik sepak bola Tanah Air, tetapi federasi memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya pada awal Januari 2025. Hal ini terjadi setelah hasil tim yang dianggap belum konsisten di kualifikasi.
BACA JUGA:Takluk 1-5 dari Australia 1-5, Erick Thohir: Peluang Timnas Indonesia Belum Tertutup!
BACA JUGA:Australia Terlalu Tangguh, Timnas Indonesia Harus Akui Kekalahan 1-5
Sebagai pengganti, PSSI menunjuk legenda Belanda, Patrick Kluivert, untuk memimpin Garuda menuju babak selanjutnya. Timnas Indonesia sendiri saat ini masih berjuang di posisi keempat Grup C dengan harapan bisa lolos ke babak keempat.
7. Jesus Casas (Irak)
Pelatih Irak, Jesus Casas, menjadi korban terbaru usai timnya mengalami kekalahan mengejutkan 1-2 dari Palestina.
Hasil tersebut membuat posisi Irak di klasemen Grup B terguncang, dan federasi akhirnya memutuskan untuk melakukan pergantian di kursi kepelatihan demi menjaga peluang lolos ke putaran berikutnya.
Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menjadi bukti bahwa tekanan bukan hanya dialami para pemain, tetapi juga pelatih.
BACA JUGA:Laga Krusial Timnas Indonesia vs Australia, Kluivert Sebut Ada Perubahan di Skuad Garuda
BACA JUGA:Tak Ada Tekanan, Jay Idzes Percaya Timnas Indonesia Bisa Kejutkan Australia
Ekspektasi tinggi dari federasi, suporter, dan media menjadikan posisi pelatih sebagai pekerjaan yang penuh risiko. Bahkan, satu hasil buruk saja bisa berujung pada pemecatan atau pengunduran diri.
Dengan dua laga kualifikasi tersisa pada bulan Juni, bukan tidak mungkin daftar pelatih yang terdepak akan terus bertambah. Kualifikasi ini benar-benar menjadi ujian ketat yang tidak mengenal belas kasihan.(*)