Perluasan Akses KUR untuk Industri Kreatif, Menekraf dan Menko Perekonomian Bahas Strategi Pendanaan Berbasis

Rabu 26 Mar 2025 - 18:20 WIB
Reporter : Ros
Editor : Ros Suhendra

JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya, mengadakan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, guna membahas kemudahan akses pendanaan bagi pelaku ekonomi kreatif (ekraf). Salah satu fokus utama diskusi adalah optimalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar lebih banyak subsektor yang bisa mendapat manfaatnya.

Dalam pertemuan ini, Menekraf Riefky menekankan pentingnya perluasan skema pembiayaan, terutama bagi industri animasi, perfilman, event, dan musik.

"Saat ini, baru 10 dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang dapat mengakses KUR. Kami mendorong adanya skema pendanaan berbasis Kekayaan Intelektual (KI), sehingga industri film, misalnya, bisa memperoleh KUR hingga Rp10 miliar," ujarnya dalam siaran pers yang dirilis pada Rabu.

Selain akses pembiayaan, Kemenekraf juga mengusulkan kebijakan pembebasan cukai untuk sektor perfilman dan event, termasuk alat produksi yang digunakan dalam penyelenggaraan konser serta festival. Diharapkan, kebijakan ini dapat menarik lebih banyak produksi film internasional ke Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing industri kreatif dalam negeri.

BACA JUGA:IHSG Babak Belur, Warganet: ‘Ekonomi Diremehin Investor!’

BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Optimalisasi Kawasan Industri, BRI Jalin Kerja Sama dengan HKI

Menko Airlangga menyatakan bahwa pemerintah masih dalam tahap evaluasi terhadap skema distribusi KUR agar lebih fleksibel tanpa batasan yang ketat. Menurutnya, kerja sama dengan Kemenekraf sangat diperlukan dalam proses kurasi agar KUR dapat tersalurkan dengan tepat kepada para pelaku industri kreatif.

"Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menilai nilai aset Kekayaan Intelektual (KI) sebagai jaminan dalam mekanisme pembiayaan," ungkapnya dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Ali Wardhana, Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Lebih lanjut, Kemenko Perekonomian juga menyarankan pemberian insentif bagi pengembang perangkat lunak (software development) yang berorientasi ekspor, mengingat produk digital memiliki potensi ekonomi besar dan berperan dalam penciptaan lapangan kerja berkualitas.

"Kami melihat bahwa dengan insentif yang tepat, industri teknologi dan digital dapat tumbuh lebih cepat dan memberikan dampak signifikan bagi ekonomi nasional," tambah Airlangga.

BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan Pemudik, KAI Divre III Palembang Tambah 6.996 Kursi KA Ekonomi

BACA JUGA:BUMDes Pacak Berasan, Inovasi Ekonomi di Desa Sinar Rambang Kota Prabumulih

Sebagai langkah strategis, Kemenekraf kini menerapkan pendekatan Hexalix, yang melibatkan sinergi antara pemerintah, industri, komunitas kreatif, lembaga keuangan, akademisi, dan asosiasi bisnis. Model ini bertujuan untuk mengatasi hambatan regulasi, memperbaiki akses pembiayaan, dan meningkatkan daya saing industri kreatif sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional.

Menekraf Riefky juga menyoroti pentingnya validasi data dalam distribusi KUR.

"Saat ini, distribusi KUR untuk sektor ekonomi kreatif baru mencapai 2,4 persen. Kami berharap adanya revisi kebijakan agar lebih banyak pelaku ekraf yang dapat memanfaatkan program ini," katanya.

Kategori :