JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memberikan penjelasan terkait isu yang beredar tentang penggunaan deep learning dalam sistem pendidikan Indonesia.
Deep learning, yang saat ini banyak dibicarakan, bukanlah kurikulum baru yang menggantikan Kurikulum Merdeka, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam.
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan melalui tayangan YouTube Sahabat Pembelajar pada 9 November 2024, Mu'ti menyatakan bahwa deep learning akan menjadi arah pengembangan pembelajaran di masa depan. Konsep ini, lanjutnya, sudah dikenalnya sejak dua dekade lalu ketika ia menempuh studi di Australia.
Mu'ti menjelaskan bahwa konsep deep learning berfokus pada tiga pilar utama dalam pembelajaran, yaitu mindful learning, joyful learning, dan meaningful learning. Namun, ia menegaskan bahwa deep learning bukanlah sebuah kurikulum baru yang menggantikan sistem yang sudah ada, termasuk Kurikulum Merdeka yang sedang diterapkan di sekolah-sekolah saat ini.
BACA JUGA:KKB BRI Bunga Kompetitif Solusi Miliki Kendaraan Idaman
BACA JUGA:Payroll BRI, Beri Kemudahan Bagi Nasabah
"Deep learning itu adalah pendekatan dalam cara belajar, bukan kurikulum. Ini bukan pengganti Kurikulum Merdeka," tegas Mu'ti, seperti yang dikutip dari Kantor Badan Bahasa pada 8 November 2024.
Proses Kajian Kurikulum Masih Berlanjut
Terkait nasib Kurikulum Merdeka, Mu'ti mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan kajian mendalam dan melibatkan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan. "Kami berhati-hati dalam menyusun keputusan, serta terus mendengarkan aspirasi dari masyarakat, pengamat, dan berbagai pihak terkait," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kajian terhadap materi pembelajaran terus dilakukan, termasuk peninjauan urutan dan bobot materi yang dianggap perlu ditingkatkan. Namun, perubahan ini belum akan diumumkan dalam waktu dekat, mengingat saat ini sekolah-sekolah sedang berada di tengah semester.
"Keputusan mengenai perubahan kurikulum atau pendekatan pembelajaran tidak akan diumumkan segera. Kami sedang dalam proses kajian dan ingin memastikan perubahan yang dilakukan tidak terburu-buru," ujar Mu'ti.
Deep Learning Sebagai Pendekatan, Bukan Perubahan Kurikulum
Meski demikian, Mu'ti memastikan bahwa meskipun pendekatan deep learning diterapkan dalam sistem pendidikan, Kurikulum Merdeka tetap akan berlaku sampai ada keputusan lebih lanjut. "Belum ada keputusan untuk mengganti Kurikulum Merdeka. Deep learning itu lebih pada pendekatan pembelajaran, bukan kurikulum," tutupnya.
BACA JUGA:Mudah Dijangkau, Pulang Kampung Carinya BRI Link