KORANPRABUMULIHPOS.COM – Program Makan Bergizi Gratis, salah satu inisiatif unggulan Presiden Prabowo Subianto, dipastikan akan dimulai pada 2 Januari 2025. Program ini melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai mitra operasional utama, dengan tujuan menyediakan makanan bergizi bagi kelompok prioritas di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa program ini akan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait sesuai arahan Presiden Prabowo. Kelompok prioritas yang menjadi target utama program ini meliputi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, serta anak sekolah mulai dari PAUD hingga SMA, baik di sekolah negeri maupun swasta.
"Targetnya adalah menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak di seluruh Indonesia, dengan bahan pangan yang dipasok dari sumber lokal," ungkap Dadan, Sabtu, 25 Oktober 2024.
Selain TNI, lembaga pemerintah lainnya juga akan berperan dalam mendukung pelaksanaan program ini. Menurut Dadan, pelibatan TNI dianggap strategis karena TNI memiliki jaringan yang luas hingga ke tingkat desa, yang akan mendukung operasional dan infrastruktur program. Peran TNI semakin kuat dengan pengangkatan Mayjen TNI (Purn.) Lodewyk Pusung sebagai Wakil Kepala Badan Gizi Nasional.
BACA JUGA:Kabel Semrawut di Kota-Kota Besar RI Akan Dipindahkan ke Bawah Tanah Mulai Tahun Depan
Program ini akan dilaksanakan secara bertahap. Pada awal Januari 2025, ditargetkan 3 juta anak akan menerima manfaat. Pada April, jumlah penerima akan meningkat menjadi 6 juta anak, dan pada Juli 2025, targetnya adalah 15 juta anak. Skala program akan terus berkembang hingga mencakup seluruh anak sekolah dan kelompok prioritas di Indonesia.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya program ini dalam Sidang Kabinet Paripurna perdana, dengan menegaskan bahwa ia akan mempertaruhkan kepemimpinannya demi kesuksesan program ini. Seluruh anggota kabinet diminta untuk mendukung program ini, dan mereka yang tidak mendukung diminta untuk mundur.
Anggaran yang dialokasikan untuk Program Makan Bergizi Gratis diperkirakan mencapai Rp400 triliun per tahun, dengan target penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang. Sebagian besar anggaran ini akan digunakan untuk memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia, sambil memberdayakan perekonomian lokal melalui pembelian bahan pangan dari petani dan produsen dalam negeri.
Diharapkan program ini tidak hanya meningkatkan kesehatan dan gizi generasi muda, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal serta ketahanan pangan nasional. (*)