Rp800 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis --Foto; Freepik
JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional, mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan menghabiskan anggaran sebesar Rp800 miliar setiap hari.
Menurut Dadan, pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memprioritaskan penguatan sumber daya manusia (SDM), dengan fokus besar pada program ini.
Jika dijalankan sepenuhnya, program ini akan menjangkau sekitar 82,9 juta penerima dan memerlukan dana total sekitar Rp400 triliun.
“Setelah program ini berjalan, Badan Gizi Nasional akan mengeluarkan sekitar Rp1,2 triliun per hari untuk investasi SDM di masa mendatang. Sekitar 75 persen dari jumlah tersebut, yakni Rp800 miliar, akan digunakan untuk intervensi Makan Bergizi Gratis,” ungkap Dadan dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta, Selasa.
Anggaran sebesar Rp800 miliar ini akan dialokasikan untuk membeli bahan baku makanan dari produk pertanian, yang diharapkan dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat.
BACA JUGA:Mendagri Serukan Kolaborasi untuk Raih Indonesia Emas 2045
BACA JUGA:Pelanggaran Kode Etik Pemilu, Lima Komisioner Bawaslu Muba Kena Sanksi Berat
“Salah satu tantangan ekonomi Indonesia adalah kurangnya likuiditas di daerah pedesaan. Dengan program ini, kami berupaya meningkatkan likuiditas di desa-desa,” tambahnya.
Dalam percobaan yang melibatkan 3.000 anak, untuk satu satuan pelayanan dibutuhkan sekitar 200 kg beras, 350 kg ayam atau 3.000 butir telur, 350 kg sayuran, dan 600 liter susu setiap hari.
“Ini hanya untuk satu unit pelayanan. Jika program ini berjalan sepenuhnya, akan ada sekitar 30.000 unit pelayanan di seluruh Indonesia yang akan mendukung ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah dari PAUD hingga SMA, termasuk santri dan sekolah-sekolah keagamaan. Ini adalah skala yang sangat besar,” lanjutnya.
Dadan mencontohkan bahwa jika satu unit pelayanan memerlukan 350 kg sayuran setiap hari, koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat mengoordinasikan petani untuk menanam sesuai kebutuhan tersebut. Begitu juga dengan kebutuhan susu yang setara dengan produksi 60 ekor sapi untuk satu unit pelayanan.
“Kami ingin memperoleh bahan baku dari BUMDes dan koperasi. Jika ada perusahaan besar yang ingin bermitra dengan Badan Gizi Nasional, kami dorong untuk berkoordinasi dengan koperasi dan BUMDes agar mereka juga mendapatkan manfaat ekonomi dari program ini,” jelas Dadan.
Program ini direncanakan mulai dilaksanakan pada Januari 2025. Sebelum itu, pada November 2024, Badan Gizi Nasional akan melakukan uji coba program Makan Bergizi Gratis dengan cakupan yang lebih luas.
Penentuan sasaran peserta uji coba akan dilakukan melalui pihak sekolah, sementara Badan Gizi Nasional mendata jumlah ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak sekolah untuk mendapatkan data yang akurat.