Kejadian Ambruknya Plafon Venue Menembak PON Aceh: Suasana Mencekam di Tengah Hujan Lebat
Kejadian Ambruknya Plafon Venue Menembak PON Aceh, Suasana Mencekam di Tengah Hujan Lebat--Istimewa
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pada Selasa pagi, 17 September 2024, plafon Venue cabang olahraga menembak PON Aceh mengalami ambruk. Kejadian ini menyebabkan suasana di dalam gedung menjadi sangat mencekam, terutama ketika air tumpah akibat hujan deras.
Venue untuk cabang olahraga menembak ini terletak di kawasan lapangan tembak Rindam IM di Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar. Beberapa video yang beredar di media sosial, seperti yang diunggah oleh akun @maskunsopwanjbi, menunjukkan momen saat orang-orang berlarian panik menyelamatkan diri ketika plafon ambruk disertai air yang melimpah.
Dalam komentar di video tersebut, akun @Ningsih Mts menanyakan, “Astaghfirullah, kenapa bisa seperti ini?” sementara akun @iing menyoroti bahwa PON seharusnya tidak dipaksakan jika belum siap.
Henry Indrayani Oka, Technical Delegate cabang menembak PON XXI Aceh-Sumut, menjelaskan bahwa ambruknya plafon disebabkan oleh talang air yang tidak mampu menampung debit air hujan yang sangat besar. Selain itu, angin kencang turut memperparah kondisi saat hujan deras melanda. Beruntung, saat kejadian, ruang tersebut tidak digunakan untuk pertandingan tetapi sebagai tempat persiapan atlet.
BACA JUGA:Singkirkan Aceh! Jawa Timur VS Jawa Barat Final Sepak Bola PON XXI
BACA JUGA:Cinta di Puncak Prestasi, Inilah Kisah Inspiratif Adam dan Rachmania di PON XXI
Beberapa komentar di media sosial menyiratkan kekecewaan terhadap pelaksanaan proyek. Akun @BundaBunda349 mempertanyakan kesiapan proyek, sedangkan akun @pockykey berpendapat bahwa kemungkinan ambruk terjadi karena talang air yang penuh. Akun lain seperti @myshop@27 meminta agar kelayakan gedung diperiksa lebih lanjut.
Komentar lain juga muncul menyoroti kemungkinan korupsi dan pengelolaan proyek. Akun @diora dirganyara menilai bahwa masalah ini mungkin terkait dengan oknum pejabat yang korup, sedangkan akun @lenizia menunjukkan bahwa proyek mungkin dikelola oleh pihak dari luar Aceh. Akun-akun lain, seperti @Thunis86, menekankan tanggung jawab akhirat terkait dengan pengelolaan proyek.
Beberapa pengguna media sosial juga mengungkapkan harapan bahwa kualitas proyek akan diperbaiki, seperti yang dikatakan akun @jakfar042, dan bahwa pemeliharaan proyek akan diperhatikan, sebagaimana diungkapkan oleh akun @FaAy.
Dengan adanya kejadian ini, banyak pihak menunggu langkah selanjutnya dari aparat penegak hukum dan berharap agar dana pembangunan di Aceh dikelola dengan lebih baik di masa depan.