Genjot Wisata Lokal, RI Mau 'Disuntik' Bank Dunia Rp 466 M

--

Jakarta - Pemerintah disebut bakal mendapatkan sebanyak US$ 30 Juta atau Rp 466 miliar (kurs Rp 15. 539) dari Bank Dunia. Pinjaman tersebut akan berguna mendorong pengembangan dan promosi sektor pariwisata Indonesia.

Deputi Menko Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves, Odo RM Manuhutu, mengatakan pinjaman dari Bank Dunia akan berguna untuk menggenjot promosi pariwisata nasional. Salah satunya seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI-BBW) yang sedang digalakkan pemerintah.

"Iya, (itu US$ 30 juta) kan pinjaman. (buat) Promosi. (Salah satu) Contohnya promosi Gernas BBI-BBW, ini adalah upaya mengkapitalisasi semua investasi yang dilakukan pemerintah selama lima tahun ini," ucap Deputi Menko Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves, Odo RM Manuhutu, dalam agenda Konferensi Pers Penyelenggaraan DIATF 2023, Jumat (1/12/2023).

Saat ini, Odo menjelaskan pemerintah mempunyai tiga tujuan besar dalam sektor pariwisata. Pertama, adalah memperkuat resiliensi pariwisata terhadap guncangan.

Kedua, adalah perputaran ekonomi. Adapun tujuan ketiga yakni mengkapitalisasi pasar wisatawan dalam negeri yang didominasi anak muda.

Populasi anak muda saat ini mencapai 90 juta, Odo mengatakan angka yang besar itu bisa digunakan untuk menggenjot tingkat kunjungan dalam negeri.

Promosi pariwisata pun menjadi salah satu cara untuk mengerek partisipasi anak muda.

"Kita maunya anak muda liburan ke luar kota, sehingga membentuk behaviour anak muda untuk ke destinasi wisata Indonesia," jelasnya.

Harus Hati-Hati Kelola Dana

Dilansir dari Antara, Direktur Standardisasi Kompetensi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Titik Lestari, menjelaskan pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga soal persetujuan Bank Dunia untuk menggelontorkan dana sebesar 30 juta dolar AS atau Rp466 miliar.

Titik menjelaskan Rp 466 miliar itu digelontorkan untuk Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan lintas kementerian dan lembaga termasuk program Kampanye Sadar Wisata (KSW) pada 2024 yang dikelola Kemenparekraf.

"Memang sudah disampaikan oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, tetapi dari hari kemarin kami masih berkoordinasi karena memang tidak mudah untuk mendaratkan 30 juta dolar AS untuk bisa kita lanjutkan karena memang tahapan panjang," ujar Titik saat ditemui di Jakarta, Kamis (30/11).

Ia pun mengakui, bahwa mekanisme yang akan dilalui dalam pemanfaatan anggaran Bank Dunia tidak bisa dilakukan secepatnya. Analisa mendalam perlu dilakukan karena risiko pengelolaan anggaran Bank Dunia sama detailnya dengan pemanfaatan APBN.

"Sehingga justru kita analisa terlebih dahulu karena kita harus mempertanggungjawabkan, ini penanganannya sama, risiko sama dengan anggaran APBN. Sedikit saja kita salah berakibat fatal sehingga kami harus hati-hati dalam menyikapi ini," ujarnya pula.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER