Penggunaan QRIS di Sumsel Meningkat 63 Persen, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Bank Indonesia (BI) Sumatera Selatan (Sumsel) terus menggalakkan penggunaan sistem pembayaran non-tunai dengan metode Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di kalangan masyarakat. Upaya ini membuahkan hasil yang positif, terlihat dari meningkatnya penggunaan QRIS di Sumsel.
Di Sumsel, khususnya di Palembang, penggunaan QRIS mengalami peningkatan hingga 63 persen, mencerminkan tren transaksi cashless yang terus berkembang.
Kepala BI Sumsel, Ricky P Gozali, menyatakan bahwa transaksi digitalisasi memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang positif. Sumsel kini menjadi provinsi dengan peringkat kedua tertinggi di Sumatera dalam hal penggunaan QRIS.
"Penggunaan QRIS tahun ini mengalami peningkatan signifikan, baik dari segi jumlah pengguna maupun jumlah merchant," ujar Ricky pada Sabtu (17/8/2024).
BACA JUGA:6 Hal Penting Sebelum Daftar CPNS 2024, Pelamar Wajib Catat!
Ricky menjelaskan bahwa Sumsel menduduki peringkat pertama di Sumatera untuk jumlah pengguna QRIS, dengan lebih dari 844 ribu merchant yang telah menggunakan QRIS, menjadikannya provinsi dengan jumlah merchant QRIS terbanyak kedua di Sumatera. Target penggunaan QRIS di Sumsel pada tahun 2024 mencapai 2,3 juta transaksi, dengan realisasi saat ini mencapai 1,3 juta transaksi.
"Sebanyak 63 persen pengguna QRIS di Sumsel berasal dari Kota Palembang," tambahnya.
Pertumbuhan ekonomi digital di Sumsel diharapkan dapat merata ke seluruh daerah di provinsi ini, dengan fokus pada pengenalan sistem pembayaran non-tunai QRIS, terutama di kalangan generasi muda.
"Peningkatan penggunaan QRIS mencerminkan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap keamanan transaksi menggunakan QRIS," jelas Ricky.
BACA JUGA:4 Surat yang Disarankan Saat Sholat Dhuha, Penuh Makna Mendalam
Namun, meskipun QRIS berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi, penyebaran sistem pembayaran non-tunai ini masih belum sepenuhnya merata di pedesaan.
Ricky menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi tentang penggunaan QRIS, khususnya di pedesaan, di mana kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang transaksi cashless masih rendah.
"Tantangan dalam penggunaan QRIS bukan hanya terletak pada perangkat HP, tetapi juga kesiapan infrastruktur dan pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu, kami terus melakukan sosialisasi untuk mendorong masyarakat mencoba bertransaksi dengan QRIS, salah satunya melalui kegiatan Festival Jajan QRIS di PIM," tutupnya. (*)