Cuaca Panas Ekstrem Semakin Gila! Kota-kota Harus Segera Lakukan Ini untuk Bertahan

Foto: AP Photo/Fareed Khan/Cuaca panas ekstrem yang melanda Pakistan, pada Selasa (21/5/2024).--

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, cuaca panas ekstrem di Bumi semakin menjadi perhatian utama. Rekor suhu tertinggi terus tercatat setiap tahun, menandai perubahan iklim yang semakin parah.

Pada 2023, dunia mencatatkan suhu rata-rata tahunan tertinggi sejak era pra-industri. Rekor ini kembali terpecahkan pada Juni-Juli 2024, seperti dilaporkan oleh Pusat Informasi Lingkungan Nasional (NCEI) dari Amerika Serikat dalam Laporan Iklim Global terbarunya.

"Laporan tersebut menunjukkan bahwa suhu permukaan global pada Juli adalah 1,21°C (2,18°F) di atas rata-rata abad ke-20 sebesar 15,8°C (60,4°F)," demikian bunyi laporan tersebut, seperti dikutip dari World Economic Forum (WEF).

Lebih lanjut, laporan itu mengungkapkan bahwa periode dari Mei 2015 hingga Mei 2016 sebelumnya memegang rekor suhu terpanas selama 14 bulan, namun kini telah terlampaui. Perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia menjadi faktor utama dari kondisi ini.

BACA JUGA:Hujan atau Cerah? Berikut Prediksi Cuaca Sumsel dan Sekitarnya Hari Ini

Dampak Ekstrem dari Cuaca Panas yang Mengkhawatirkan

Di berbagai belahan dunia, suhu yang semakin ekstrem membawa dampak yang signifikan. Laporan NCEI menunjukkan bahwa Afrika dan Eropa mencatat suhu terpanas pada Juli 2024, melampaui rekor sebelumnya.

Asia juga tak luput dari fenomena ini, dengan Pakistan, Selandia Baru, dan Australia mencatat suhu rata-rata tertinggi yang berkontribusi pada pemecahan rekor global.

Kenaikan suhu ini bukanlah hal yang sepele, melainkan ancaman serius bagi kesehatan manusia di seluruh dunia. Sebagai contoh, gelombang panas di Eropa selama musim panas 2022 menyebabkan lebih dari 60.000 kematian yang terkait dengan suhu panas. Sebelumnya, pada 2021, penelitian dari 43 negara menunjukkan bahwa 37% dari kematian terkait panas antara 1991 dan 2018 dipengaruhi oleh perubahan iklim.

Tantangan Adaptasi Manusia terhadap Iklim yang Makin Panas

Berbagai laporan iklim menunjukkan bahwa kenaikan suhu ini akan menjadi tantangan besar bagi manusia dalam dekade-dekade mendatang. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) memperkirakan bahwa lebih dari 3,5 miliar orang akan terpaksa menyesuaikan diri dengan suhu yang melebihi kisaran nyaman bagi manusia.

"Secara tradisional, manusia cenderung tinggal di daerah dengan suhu rata-rata antara 11°C-15°C. Namun, sepertiga populasi global diperkirakan akan menghadapi suhu rata-rata lebih dari 29°C, yang saat ini hanya terjadi di 0,8% dari permukaan tanah bumi," demikian menurut penelitian tersebut.

Adaptasi terhadap suhu yang lebih tinggi ini sangat penting, terutama di wilayah perkotaan. Sejumlah strategi telah diajukan untuk membantu penduduk kota beradaptasi dengan perubahan ini, seperti pengembangan area hijau yang telah diterapkan di kota-kota seperti Athena (Yunani) dan Freetown (Sierra Leone). Kesadaran masyarakat terhadap kenaikan suhu global juga perlu ditingkatkan.

Dalam hal ini, Program Lingkungan PBB mendukung inisiatif penanaman pohon di perkotaan. Data menunjukkan bahwa pohon dapat menurunkan suhu sebesar 1°C pada hari-hari panas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER