Rupiah di Rp 15.900: Sri Mulyani Optimistis Terhadap Ketahanan Ekonomi
--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa nilai tukar rupiah melemah sebesar 3,48% sejak awal tahun atau year to date (ytd) terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Meskipun demikian, rupiah masih menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara lain.
Menurut data yang disampaikan Sri Mulyani, baht Thailand mengalami pelemahan sebesar 3,02%, won Korea sebesar 5,73%, dan real Brasil mencapai 13,52%.
"Saat ini, rupiah sudah berada di bawah Rp 16 ribu, tepatnya Rp 15.952, meskipun depresiasi secara year to date mencapai 3,48%. Jika dibandingkan dengan negara lain, kita masih relatif lebih baik," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Ia juga menekankan bahwa banyak negara mengalami tekanan yang lebih besar terhadap dolar AS. Hal ini terjadi meskipun suku bunga acuan AS diperkirakan akan cenderung turun.
BACA JUGA:Rupiah Melemah, Apakah Krisis Moneter 1998 Akan Terulang?
"Banyak negara yang mengalami tekanan lebih besar akibat penguatan dolar. Secara global, dolar masih menguat, dan indeks dolar menunjukkan tren penguatan," ujarnya.
"Meskipun tingkat suku bunga the Fed cenderung menurun, US treasury juga masih akan tetap memberikan tekanan karena defisit yang besar. Hal ini menyebabkan penerbitan US treasury meningkat, sehingga harganya turun dan yield-nya naik," tambahnya.
Sementara itu, arus modal keluar (outflow) dari surat berharga negara (SBN) tercatat sebesar Rp 24,82 triliun ytd, sementara pasar saham mencatatkan arus masuk (inflow) sebesar Rp 2,17 triliun ytd.
"Dalam kondisi pasar yang volatil, kita masih mengalami outflow, tetapi pondasi yang baik memungkinkan kita untuk tetap bertahan," jelasnya. (*)