Jet Tempur KF-21 Kurang Diperhatikan Indonesia Gegara F-15EX?
Jet tempur KF-21 Boramae. Foto: Dok. Youtube/Lycma Mil-Tech--
Jakarta - Bersama Korea Selatan, Indonesia ikut berperan dalam pengembangan jet tempur KF-21 Boramae atau dikenal juga dengan nama KFX-IFX. Akan tetapi ternyata, Indonesia belum membayar bagiannya. Apa ada hubungannya dengan pemesanan F-15EX dari Boeing?
Untuk diketahui, persoalan Indonesia belum membayar cost share untuk proyek KF-21 Boromae sudah berlangsung sejak 2020. Kala itu, Indonesia dilaporkan menunda pembayaran ratusan juta dolar AS iuran proyek pengembangan jet tempur dengan Korsel.
Indonesia gabung dengan proyek KF-X itu dalam upaya pengadaan pesawat untuk angkatan udara dan untuk memajukan industri kedirgantaraan. Indonesia disebut setuju menanggung 20% biaya pengembangan proyek 8,8 triliun won (USD 7,3 miliar) atau sekitar 1,7 triliun won.
Tetapi Indonesia dilaporkan gagal membayar sekitar 500 miliar won, yang seharusnya dibayar pada akhir Agustus. Meski begitu, pejabat Korsel mengatakan Indonesia sejauh ini telah membayar 227,2 miliar won. Dilaporkan alokasi anggaran proyek KF-X ini sekitar 270 miliar won dalam anggaran 2020.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sempat buka suara soal cost share untuk proyek jet tempur itu, di mana mengatakan pihaknya akan menyelesaikan komitmen itu dalam waktu dekat.
"Ya saya kira ini akan kita selesaikan dalam waktu dekat," kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (6/7/2023).
Diduga berhubungan dengan pemesanan F-15EX
"Belanja besar-besaran di Indonesia baru-baru ini untuk membeli jet tempur Barat, terutama pesawat tempur F-15 buatan AS, tampaknya telah mengurangi minat Indonesia terhadap jet tempur siluman KF-21 Korea Selatan," begitu dugaan di media Eurasian Times.
Pada Februari 2022, Indonesia mengumumkan pemesanan 42 unit jet tempur Dassault Rafale dari Perancis. Indonesia menjadi negara kedua di Asia setelah India yang memesan pesawat canggih itu.
Pesawat tempur asal Prancis itu akan datang ke Indonesia pada akhir 2026. "Pesawat yang dibeli oleh RI akan datang pada akhir 2026," kata Kepala Dinas Penerang Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma Indan Gilang Buldansyah saat dimintai konfirmasi, Kamis (22/9/2022).
Kemudian tak hanya itu, ada Agustus 2023, Indonesia memperkuat komitmen pengadaan jet tempur F-15 Eagle buatan Boeing dengan menandatangani nota kesepahaman untuk mengakuisisi 24 unit pesawat buatan AS tersebut.
Jet F-15 Indonesia akan diberi nama F-15IDN dan didasarkan pada model F-15EX. Boeing mempromosikan F-15EX sebagai versi tercanggih dari F-15. Pesawat ini memiliki kontrol penerbangan fly-by-wire digital, sistem peperangan elektronik baru, kokpit digital yang seluruhnya terbuat dari kaca, sistem mutakhir, dan kemampuan perangkat lunak.
Mungkin perkembangan ini yang membuat KF-21 tak lagi menjadi prioritas utama. "Menurut beberapa analis pertahanan, akuisisi pesawat tempur Barat oleh Jakarta didorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan jet tempur yang dapat segera dikerahkan dalam pertempuran, dibandingkan dengan KF-21, yang masih dalam tahap pengembangan," cetus Eurasian Times. Tetapi tentu saja ini baru dugaan karena Indonesia masih menyatakan komitmennya pada KF-21. (dc)