Talenta di Swiss Paling Kompetitif di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
--
Jakarta - Sekali lagi, Swiss menjadi negara dengan talenta yang paling kompetitif di dunia. Data ini merujuk pada laporan dari Global Talent Competitiveness Index 2023.
Laporan yang dikeluarkan oleh sekolah bisnis Insead ini mendata urutan negara-negara berdasarkan talenta yang paling kompetitif. Tertera di sana ada Singapura yang meraih peringkat kedua.
Diketahui, Singapura memang memiliki sistem pendidikan yang memicu kompetisi anak sejak dini. Hal ini pernah disampaikan oleh Merry Riana, pengusaha sekaligus motivator Indonesia, melalui podcast Dr. Indrawan Nugroho satu bulan yang lalu.
Merry bercerita bahwa selama berkuliah di Singapura, ia melihat para teman sejawatnya sangat kompetitif dalam belajar. Bahkan sejak kecil, anak sudah dikelompokkan ke kelas-kelas yang menentukan siapa yang paling pintar di antara semua murid.
Peringkat ini merupakan sebuah peningkatan bagi Singapura yang sebelumnya menduduki peringkat 3 dan 4 pada tahun 2022.
Sementara itu, Eropa masih menjadi markas tempat berkumpulnya negara-negara dengan peringkat tertinggi. Dikutip dari CNBC, Jumat (17/11/2023), selama sepuluh tahun terakhir, negara-negara Eropa masuk ke dalam 15 besar berkat tingkat perlindungan sosial yang tinggi dan kualitas lingkungan alamnya terbilang baik.
Selain Swiss, tertera di sana ada Denmark, Belanda, Finlandia, Norwegia, Swedia, Inggris, Luksemburg, Irlandia, Jerman, dan Islandia. Sebelas negara Eropa ini, termasuk Swiss, memenuhi peringkat dengan hanya disela oleh Singapura di peringkat 2, AS peringkat 3, Australia peringkat 8, dan Kanada peringkat 13.
Lalu di mana negara China yang banyak berkontribusi dalam perkembangan teknologi? Juga India yang mengerahkan banyak talenta jenius? Walau tidak masuk ke dalam peringkat 15 besar, China telah memperoleh peningkatan yang sebelumnya peringkat ke-47 menjadi 40 di tahun 2023.
Sementara itu, India, yang disebut-sebut akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di tahun 2030, mendapatkan peringkat 103. Menurut Insead, ini dikarenakan merosotnya sentimen bisnis yang menurunkan kemampuan dalam menarik talenta dari luar maupun dalam negeri.
"Hal ini juga menyebabkan meningkatnya ketidakcocokan keterampilan, dan semakin sulitnya menemukan karyawan yang terampil," seperti yang tertulis di dalam laporan.
Laporan ini dikeluarkan tahunan dan bekerja dengan mengukur bagaimana 134 negara menarik, mengembangkan, dan mempertahankan bakat talenta mereka. Negara di peringkat 10 besar ini terlihat betah, selama satu dekade terakhir, menjadi negara dengan talenta yang kompetitif.
"Selama satu dekade terakhir, kita telah melihat hubungan yang erat antara kekayaan suatu negara dan daya saing talentanya, dimana negara-negara kaya terus mengalahkan negara-negara miskin," tertulis dalam laporan.
Sayangnya, Indonesia sebagai negara berkembang berada di peringkat ke-80, satu tingkat di bawah Thailand dan satu tingkat di atas Turki. Ini adalah sebuah panggilan bagi negara tercinta ini untuk memperbaiki apa-apa saja yang ada di dalam sistem sosial, pendidikan, ekonomi, dan lainnya yang berpengaruh pada tingkat kompetisi warganya. (dc)