PC AI Mini Nvidia Dipakai Main Game AAA, Performa Jeblok

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pengiriman Nvidia DGX Spark akhirnya bergulir bulan lalu setelah sekian lama tertunda. Namun bukannya dipakai sesuai tujuan awal sebagai mesin komputasi AI, ada pengguna yang malah iseng menjadikannya sebagai PC gaming. Hasilnya justru cukup mengecewakan.

Eksperimen tersebut dilakukan oleh pengguna Reddit bernama Retrotom. Ia mencoba menjalankan Cyberpunk 2077 di DGX Spark menggunakan Box64, sebuah software translasi x86 ke ARM yang memungkinkan aplikasi Linux berbasis x86_64 untuk berjalan di perangkat non-x86.

Langkahnya tidak sederhana. Versi Box64 yang dipakai adalah 0.3.8, dikompilasi dengan opsi BOX32 dan BOX32BINFMT. Steam pun dipasang melalui script bawaan, lalu game dimainkan dari terminal Linux. Menariknya, game bisa dijalankan tanpa bug mayor, tetapi performanya jauh dari memuaskan.

Retrotom mengklaim, Cyberpunk 2077 hanya tembus di kisaran 50 FPS pada resolusi 1080p dengan setting medium, tanpa DLSS. “Keren sih bisa jalan di ARM Linux, tapi performanya bikin garuk kepala,” tulisnya. Sistem juga disebut cukup stabil, meski tetap ada beberapa kali crash.

Perlu dicatat, DGX Spark bukanlah perangkat gaming. Mini workstation seharga sekitar USD 4.000 atau setara Rp 64 juta itu dirancang Nvidia untuk menjalankan inferensi model AI lokal dan eksperimen generatif. Namun uji coba ini menarik, karena menunjukkan batasan perangkat AI saat dipaksa menjalankan game.

Hasil serupa juga dilakukan kanal YouTube ETA Prime, yang mencoba game Skate 3 lewat emulator RPCS3 di perangkat berbasis Spark lain, yaitu MSI EdgeXpert. FPS yang didapat sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar 60 FPS di 1080p, namun tetap jauh dari level PC gaming murni.

Dengan harga setara rakitan PC high-end, para gamer jelas bisa mendapatkan performa lebih tinggi dengan membeli PC gaming khusus atau merakit sendiri dengan kombinasi semisal RTX 5090 dan Ryzen 7 9800X3D, seperti dikutip Techspot, Sabtu (8/11/2025). (*)