Bos Nvidia: Era AI Butuh Ribuan Tukang dan Teknisi, Bukan Sarjana!

Bos Nvidia Ungkap 2 Pekerjaan yang Banyak Dicari di Era AI--

 

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Kekhawatiran bahwa kemajuan kecerdasan buatan (AI) akan menghapus banyak lapangan kerja ternyata tidak sepenuhnya benar. CEO Nvidia, Jensen Huang, justru menilai munculnya teknologi AI akan membuka peluang besar bagi sejumlah profesi tertentu.

 

Menurut Huang, era AI akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru dengan gaji tinggi, bahkan tanpa menuntut gelar sarjana. Ia mencontohkan profesi seperti teknisi listrik, tukang ledeng, dan tukang kayu yang akan sangat dibutuhkan dalam membangun infrastruktur pendukung industri AI.

 

“Jika Anda seorang teknisi listrik, tukang kayu, atau tukang ledeng—dunia akan membutuhkan ratusan ribu orang seperti Anda untuk membangun semua pabrik ini,” ujar Huang dalam wawancara dengan Channel 4 News, dikutip dari Fortune, Minggu (5/10/2025).

 

Huang menambahkan, sektor keterampilan teknis di berbagai negara akan mengalami pertumbuhan pesat. “Bidang ini akan berkembang dua kali lipat setiap tahun,” ucapnya.

 

Ledakan permintaan tenaga kerja tersebut didorong oleh pembangunan pusat data (data center) yang menjadi tulang punggung sistem AI. Nvidia bahkan baru-baru ini mengumumkan investasi sebesar USD 100 miliar ke OpenAI untuk mempercepat pembangunan fasilitas tersebut.

 

Laporan McKinsey memperkirakan, total investasi global untuk pembangunan pusat data dapat menembus USD 7 triliun pada tahun 2030. Sebuah pusat data berukuran 23.000 meter persegi saja dapat menyerap hingga 1.500 pekerja konstruksi dengan rata-rata pendapatan mencapai USD 100.000 (sekitar Rp 1,6 miliar) per tahun, belum termasuk lembur.

 

Setelah rampung, fasilitas tersebut masih akan mempekerjakan sekitar 50 orang untuk operasional harian. Setiap posisi itu juga diyakini mampu memunculkan 3,5 pekerjaan tambahan di wilayah sekitar.

 

Huang menilai, masa depan industri teknologi tidak lagi hanya berfokus pada pengembangan perangkat lunak, melainkan juga pada sektor fisik seperti konstruksi dan infrastruktur energi.

 

Pandangan ini sejalan dengan peringatan dari CEO BlackRock, Larry Fink, yang menyoroti potensi krisis tenaga kerja terampil di Amerika Serikat akibat menurunnya minat generasi muda dan berkurangnya tenaga imigran.

 

“Saya bahkan sudah memperingatkan pemerintahan Trump bahwa kita akan kekurangan teknisi listrik untuk membangun pusat data AI,” ujar Fink dalam sebuah konferensi energi pada Maret lalu.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER