Hidupkan Warisan Budaya, Setelah Puluhan Tahun Hilang: Nugal Padi Kembali Digelar di Desa Tanjung Telang

Hidupkan Warisan Budaya, Setelah Puluhan Tahun Hilang: Nugal Padi Kembali Digelar di Desa Tanjung Telang--Foto: Prabupos

PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Desa Tanjung Telang Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih kembali melestarikan tradisi dalam menanam padi di ladang kering atau huma.

Tradisi atau budaya tersebut yakni nugal. 

Tradisi ini dikenal dengan sebutan menugal, sebuah cara tanam turun-temurun yang memanfaatkan alat sederhana berupa tongkat kayu runcing.

"Nugal adalah budaya nanam padi secara tradisional secara turun temurun dari nenek moyang yang hampir hilang," kata Kepala Desa Tanjung Telang Yudiman dibincangi Minggu, 21 September 2025.

Disampaikan Yudiman, sudah puluhan tahun tradisi nugal tak dilakukan di Desa Tanjung Telang. "Nugal padi ini sudah hampir 20 tahun tidak di laksanakan di dusun kami," ujar Yudiman. 

BACA JUGA:Penempatan PPPK di Koperasi Desa Merah Putih, Prioritaskan Putra Daerah, Gaji Ditanggung Negara!

BACA JUGA:Truk Bermuatan Kayu Terguling di Prabumulih, Warga Panik Saat Truk Lain Nyaris Menabrak

Oleh karena itulah kata dia, dirinya selaku kepala desa kembali melestarikan tradisi yang hampir hilang tersebut. "Alhamdulillah hari ini tradisi itu hidup lagi. Dihadiri pak camat dan ibu camat. Kemudian pak bhabin rahmad, warga mulai dari kecil tua muda semua hadir. Kami bersama warga turun  menanam padi dengan cara nugal di lahan mandiri seluas 1,5 hektar,” ucapnya mengatakan jenis benih yang ditanam yakni padi talang atau padi siamang. 

Dirinya berharap, agar kedepan tradisi tersebut dapat terus dilakukan oleh warga lainnya, sekaligus menjadi bekal pengetahuan bagi anak - anak terutama generasi muda. "Dengan acara ini, anak anak muda menjadi lebih mengenal dan tahu akan tradisi nugal," harapnya. 

Disampaikan Yudiman, rata rata warga desa Tanjung Telang merupakan petani. " Petani padi, nanas dan sebagiannya petani karet," lanjutnya. 

Meski terlihat sederhana, menugal bukan sekadar kegiatan menanam padi, jagung, atau sebagainya. Proses ini sarat dengan nilai budaya, sekaligus kebersamaan. Para laki-laki membuka lahan dan membuat lubang di tanah dengan tugal, lalu perempuan menaburkan benih ke dalamnya.

BACA JUGA:Wujudkan Data Akurat, BPS dan Diskominfo Prabumulih Kolaborasi Gelar Monev Statistik Sektoral

BACA JUGA:Marak Pencurian Meteran Air di Prabumulih, Pasang Baru Pelanggan PDAM Harus Bayar Ratusan Ribu

Warga bergotong royong menyelesaikan pekerjaan, menjadikan menugal tidak hanya sebagai aktivitas pertanian, tetapi juga sarana memperkuat solidaritas sosial.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER