Guru Protes Pernyataan Menkeu, Gaji Guru Dianggap Beban Negara

Mentri Keuangan, Sri Mulyani--
PRABUMULIH - Para guru di berbagai daerah menyampaikan protes keras terhadap pernyataan Menteri Keuangan yang menyebut gaji guru sebagai beban negara.
Ungkapan tersebut dinilai menyinggung profesi guru yang selama ini menjadi ujung tombak pendidikan nasional.
Sejumlah organisasi guru menegaskan bahwa gaji bukanlah beban, melainkan hak yang sudah sepatutnya diterima atas pengabdian mereka mendidik generasi penerus bangsa.
Mereka menilai pernyataan tersebut mencerminkan kurangnya penghargaan terhadap tenaga pendidik.
Ketua Persatuan Guru Indonesia Prabumulih, Darmadi SPd MSi menyatakan bahwa guru justru merupakan investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa.
“Tanpa guru, tidak akan ada profesi lain. Bagaimana mungkin gaji guru disebut beban?” ujarnya.
Di media sosial, tagar #GajiGuruBukanBeban ramai digaungkan oleh warganet. Banyak yang menunjukkan solidaritas terhadap para guru, mengingat peran penting mereka di balik lahirnya dokter, insinyur, pejabat, bahkan menteri.
Protes juga muncul dari kalangan akademisi. Mereka menilai pemerintah seharusnya lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan publik, terutama yang berkaitan dengan profesi strategis seperti guru.
Sebab, pernyataan yang salah bisa memicu keresahan dan meruntuhkan semangat para pendidik. Sementara itu, beberapa guru menyebut kenyataan di lapangan justru masih banyak tenaga pendidik honorer yang menerima gaji jauh di bawah standar.
Mereka berharap pemerintah lebih fokus mencari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan guru, bukan sebaliknya memperkeruh suasana dengan pernyataan yang melukai hati.
Dari sisi kebijakan, organisasi guru mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap skema penggajian dan tunjangan. Mereka menegaskan, kesejahteraan guru berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Jika guru terus dibebani secara psikologis maupun ekonomi, sulit mengharapkan hasil pendidikan yang maksimal.
Selain protes, sejumlah perwakilan guru berencana mengajukan audiensi resmi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Pendidikan.
Mereka ingin menyampaikan aspirasi langsung, sekaligus meminta klarifikasi atas pernyataan kontroversial tersebut.
Guru berharap pemerintah tidak lagi memandang pengeluaran untuk gaji pendidik sebagai beban, melainkan sebagai bentuk investasi untuk mencetak sumber daya manusia unggul.
Mereka menegaskan, menghargai guru berarti menghargai masa depan bangsa. "Bu Mentri sepertinya lupa, kalau dia seperti sekarang ini jug karena peran seorang guru," kata akun bernama Iwan Ari di laman treat. Seraya meminta bahwa menteri keuangan mengingat kembali alumni SMP 2 Lampung, SMA 3 Semarang dan Universitas Indonesia. (*)