Darurat Rokok Remaja: 5,9 Juta Anak Muda Indonesia Sudah Jadi Perokok Aktif, Melebihi Jumlah Penduduk Singapur

Darurat Rokok Remaja: 5,9 Juta Anak Muda Indonesia Sudah Jadi Perokok Aktif, Melebihi Jumlah Penduduk Singapura--
JAKARTA – Data terbaru yang dirilis Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) memunculkan keprihatinan mendalam. Tercatat sebanyak 5,9 juta remaja Indonesia berusia 15–19 tahun sudah menjadi perokok aktif.
Jumlah ini setara, bahkan sedikit melampaui total penduduk Singapura saat ini.
Fakta mengejutkan ini diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers “Dewan Pemuda Indonesia Untuk Perubahan Taktis” di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
“Kenapa kita khawatir? Dari 2013 sampai 2023, secara persentase prevalensi memang turun. Tapi jumlah absolutnya naik, karena jumlah penduduk kita bertambah,” terang dr. Nadia.
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Tegaskan Komitmen Dukung Kawasan Tanpa Rokok
BACA JUGA:Ganggu Wisatawan, Pengamen di BKB Minta Uang dan Rokok dengan Paksa
Ia menegaskan, jumlah perokok anak usia 10–18 tahun juga melonjak tajam dari 2 juta di 2013 menjadi 5,9 juta di 2023.
Kemenkes menyoroti sejumlah faktor utama yang memicu tren mengkhawatirkan ini, antara lain:
- Iklan dan pemasaran rokok agresif, khususnya vape, yang didesain menarik dengan berbagai rasa dan kemasan kekinian.
- Kemudahan akses, di mana rokok dan vape mudah didapatkan bahkan di warung kecil dekat rumah.
- Tekanan sosial dari teman sebaya yang menganggap merokok keren atau tanda dewasa.
- Rendahnya literasi kesehatan terkait bahaya rokok, baik di kalangan remaja maupun orang tua.
BACA JUGA:Pasal Rokok Karyawan Rumah Makan di Prabumulih Dikeroyok: Satu Ditangkap, Satu Sudah di Penjara!
BACA JUGA:Park Bo Young Dihujani Kritik karena Adegan Merokok, Begini Tanggapan Sang Aktris!
“Seharusnya penjual rokok tidak melayani pembeli di bawah 21 tahun,” tegas dr. Nadia.
Dr. Nadia mengingatkan, kebiasaan merokok sejak muda sangat berbahaya karena meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti:
- Stroke
- Penyakit jantung
- Kanker
- Penyakit paru-paru kronis
Risiko tersebut bisa menyerang di usia produktif, mengancam masa depan remaja dan berdampak besar pada kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Untuk menekan angka perokok usia dini, Kemenkes mendorong sinergi lintas sektor: pemerintah daerah, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Beberapa langkah konkret yang diusulkan antara lain: