Microsoft PHK 9.100 Pegawai, Eksekutif Sarankan Chatbot untuk Redakan Tekanan Mental

Microsoft PHK 9.100 Pegawai, Eksekutif Sarankan Chatbot untuk Redakan Tekanan Mental--

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda Microsoft, terutama pada divisi game Xbox, menimbulkan gejolak emosional di kalangan karyawan. Di tengah situasi sulit ini, salah satu eksekutif justru menuai kontroversi karena menyarankan korban PHK untuk mengatasi depresi dengan bantuan chatbot AI seperti ChatGPT.

Adalah Matt Turnbull, Produser Eksekutif di Xbox Games Studio Publishing, yang menyampaikan saran tersebut melalui unggahan di akun LinkedIn pribadinya. Meski kini postingan itu telah dihapus, isi pesannya sempat dikutip oleh The Verge pada Sabtu (5/7/2025).

Dalam unggahan tersebut, Turnbull menyatakan bahwa chatbot seperti ChatGPT dapat membantu meringankan beban emosional dan mental yang muncul akibat kehilangan pekerjaan.

Ia menyebut itu sebagai nasihat terbaik yang bisa ia berikan di tengah situasi penuh ketidakpastian: proyek game dibatalkan, layanan ditutup, studio game gulung tikar, dan ribuan karyawan diberhentikan sebagai bagian dari PHK terhadap lebih dari 9.100 pegawai Microsoft.

Meski ia menyadari tidak semua orang menyukai teknologi seperti ChatGPT dan Copilot, Turnbull tetap merekomendasikannya sebagai alat bantu dalam menyusun lamaran kerja, merencanakan karier, atau sekadar mencari pencerahan di masa transisi.

“Ini adalah masa yang benar-benar sulit. Jika kamu menjadi korban PHK, atau diam-diam tengah mempersiapkan diri untuk kemungkinan itu, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri,” tulisnya dalam postingan tersebut.

Microsoft memang dikenal sebagai salah satu perusahaan teknologi yang sangat pro terhadap pengembangan kecerdasan buatan. Bahkan, mereka dikabarkan akan menggelontorkan investasi hingga USD 80 miliar untuk membangun infrastruktur AI—jauh sebelum badai PHK ini terjadi.

Meski demikian, belum jelas alasan Turnbull menghapus unggahannya. Namun langkah tersebut diduga akibat reaksi negatif dari publik, terutama karena saran tersebut dianggap kurang empatik dalam menghadapi krisis nyata yang dialami banyak orang.

Sebagai catatan, pemanfaatan AI dalam industri kreatif seperti gim sendiri telah menjadi polemik tersendiri. Banyak pihak khawatir teknologi ini justru menggantikan peran kreator manusia, memperburuk gelombang PHK dan penutupan studio yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER