Dulu Setahun Bisa 420 Hari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

ilustrasi--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Mungkin terdengar aneh, tapi Bumi pada masa lalu pernah memiliki 420 hari dalam satu tahun—bukan 365 seperti sekarang. Bukan karena waktu revolusinya bertambah, melainkan karena satu hari kala itu lebih singkat. Artinya, dalam waktu yang sama untuk mengelilingi Matahari, jumlah harinya lebih banyak.
Jumlah hari dalam setahun memang tidak selalu tetap. Ia berubah seiring waktu, tergantung pada kecepatan rotasi Bumi yang perlahan melambat. Ini artinya, satu hari menjadi lebih panjang dari waktu ke waktu, dan secara tidak langsung membuat jumlah hari dalam setahun berkurang.
Sebagai gambaran, saat era dinosaurus akan berakhir, satu tahun diperkirakan terdiri dari sekitar 372 hari. Ketika Bumi baru terbentuk miliaran tahun lalu, satu hari mungkin hanya berlangsung sekitar 18 jam, sehingga satu tahun bisa mencapai 500 hari atau lebih.
Lalu, mengapa angka 420 hari sering disebut-sebut? Untuk memahaminya, kita perlu menelusuri penyebab utama melambatnya rotasi Bumi: Bulan.
Pengaruh Bulan terhadap Rotasi Bumi
Bumi tidak selalu berputar dengan kecepatan seperti saat ini. Bulan, meskipun bukan satelit terbesar di Tata Surya, memiliki ukuran yang relatif besar dibandingkan Bumi dan memberikan dampak signifikan terhadap gerak rotasinya. Interaksi gravitasi antara Bumi dan Bulan menyebabkan fenomena pasang surut, baik di lautan maupun di daratan berbatu.
Tonjolan pasang surut yang ditimbulkan Bulan tidak sepenuhnya sejajar dengan garis Bumi-Bulan, karena adanya gesekan. Ketidaksejajaran ini menciptakan torsi yang memperlambat rotasi Bumi, sementara Bulan perlahan terdorong menjauh dari Bumi. Karena hukum kekekalan momentum sudut, energi untuk menjauhkan Bulan diambil dari rotasi Bumi—dan akibatnya, satu hari menjadi semakin panjang.
Jejak Karang dan Bukti Sejarah Hari-hari yang Lebih Singkat
Menghitung jumlah hari dalam setahun di masa lalu tidaklah mudah. Namun, petunjuk dapat ditemukan dari karang kuno yang mencatat pertumbuhan musiman dan pasang surut seperti lingkaran pohon. Salah satu penelitian penting dilakukan oleh Profesor John Wells dari Cornell University pada tahun 1963. Ia menemukan fosil karang berusia 380 juta tahun dari Zaman Devon Tengah yang menunjukkan satu tahun terdiri dari sekitar 400 hari.
Peneliti lain menemukan bahwa antara 444–419 juta tahun lalu (Periode Silur), jumlah hari per tahun berkisar antara 400 hingga 420. Angka 420 inilah yang kemudian banyak dikutip sebagai patokan populer, meski tidak absolut.
Namun, hasil ini tidak lepas dari perdebatan. Dr. George Williams dari Universitas Adelaide pada tahun 2000 melaporkan bahwa karang berusia 620 juta tahun hanya menunjukkan 400 hari per tahun—menantang data Wells dan lainnya. Bahkan, Williams memperkirakan bahwa sekitar 2,45 miliar tahun lalu, jumlah hari bisa mencapai antara 466 hingga 514 per tahun.
Kesimpulan: Bumi Dulu Lebih Sibuk
Meski para ilmuwan belum sepakat mengenai angka pastinya, satu hal yang mereka setujui: hari-hari di masa lalu lebih pendek. Karena itu, jumlah hari dalam satu tahun pun lebih banyak. Setahun bisa terdiri dari 400, 420, 450, bahkan mungkin 500 hari—tergantung dari periode geologisnya.
Ilmu pengetahuan masih terus menggali sejarah rotasi Bumi. Dan siapa tahu, angka 420 mungkin bukan yang tertinggi—hanya yang paling kita pahami sejauh ini (*)