Poco Ubah Strategi: Rilis HP Flagship di RI, Tetap Andalkan Performa Gahar

Poco Ubah Strategi: Rilis HP Flagship di RI, Tetap Andalkan Performa Gahar--ist
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Dikenal sebagai merek smartphone asal Tiongkok yang rajin merilis perangkat harga terjangkau dengan spesifikasi gahar, Poco kini mulai merambah pasar flagship di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kehadiran dua seri terbaru mereka: Poco F7 Pro dan Poco F7 Ultra.
Langkah ini disebut sebagai strategi baru oleh Jeksen, Product Marketing Manager Poco Indonesia, yang mengungkap bahwa Poco kini berani bermain di segmen harga lebih tinggi.
"Kalau dulu Poco bermain maksimal di kisaran Rp5-6 juta, sekarang kita sudah masuk ke Rp7 juta juga," jelas Jeksen di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
"Tapi yang perlu digarisbawahi, Poco tetap memberikan performa ekstrem di bawah Rp10 juta. Itu sudah bisa dibilang level selanjutnya."
BACA JUGA:Flagship Killer Turun Harga! POCO X6 Pro 5G Juni 2025 Cuma 3 Jutaan!
BACA JUGA:Xiaomi Redmi 12, Smartphone Premium dengan Harga Terjangkau
Menurut Jeksen, pasar flagship di Indonesia masih memiliki ruang yang cukup lebar, karena belum banyak pemain di segmen tersebut. Ini menjadi peluang yang ingin dimanfaatkan oleh Poco.
"Kalau kita lihat, kompetisinya belum terlalu padat. Ini juga bisa dibilang skema baru dari Poco yang cukup menjanjikan. Banyak pengguna yang sebenarnya mencari produk seperti ini," tambahnya.
Meski tidak membeberkan angka penjualan secara detail, Jeksen memastikan bahwa baik F7 Pro maupun F7 Ultra mencatat respons yang positif dari konsumen.
"Keduanya menunjukkan performa penjualan yang bagus," ujarnya singkat.
BACA JUGA:ROG Xbox Ally Resmi Diumumkan! Konsol Handheld Baru Penantang Steam Deck
BACA JUGA:Xiaomi 15 Ultra, Raja Fotografi Smartphone dengan Kamera Periskop 200 MP
Namun demikian, Poco tetap mempertahankan fokusnya di segmen mid-range yang menjadi basis kekuatan utama mereka. Salah satunya dengan tetap menawarkan Poco F6 yang dibanderol di kisaran Rp4 jutaan.
Lalu, apakah smartphone mereka di kelas menengah tetap relevan dalam jangka panjang?