Omzet Setahun Lunas Seminggu: UMKM Sumsel Panen Rezeki Lebaran!

--
PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Momen Idulfitri 2025 tak hanya menjadi ajang silaturahmi dan perayaan spiritual umat Muslim di Indonesia, tapi juga menjadi pemicu pergerakan ekonomi yang cukup besar secara nasional. Menurut Idham Cholid, SE., ME., Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MDP, setiap tahun perayaan Lebaran memicu peningkatan signifikan dalam aktivitas ekonomi, baik dari sisi konsumsi, distribusi, maupun arus kas dari kota-kota besar menuju daerah.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan menembus angka 146,48 juta orang, atau sekitar 52% dari populasi Indonesia. “Tradisi mudik secara otomatis mengalirkan uang dalam jumlah besar dari pusat-pusat ekonomi seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung ke daerah-daerah asal para pemudik,” ungkap Idham.
Tak hanya itu, berbagai sektor ekonomi turut mengalami lonjakan aktivitas. Salah satunya adalah transportasi dan logistik, yang tercatat mengalami peningkatan pengiriman barang hingga 30% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari sisi transportasi penumpang, PT KAI melaporkan bahwa selama masa mudik Lebaran 2025, jumlah penumpang kereta api mencapai 6,2 juta orang. Di sisi lain, sektor penerbangan melayani lebih dari 5 juta penumpang hanya dalam kurun waktu 10 hari sebelum hari H. Operator bus juga mencatat kenaikan tingkat keterisian hingga 90%.
BACA JUGA:Pemberdayaan BRI Membantu Pengusaha UMKM Aksesoris Fashion Menembus Pasar Global
Sektor konsumsi pun ikut terdorong oleh pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pegawai negeri dan swasta. Bank Indonesia memperkirakan perputaran uang selama masa menjelang Lebaran mencapai Rp278 triliun, yang mayoritasnya digunakan untuk keperluan makanan, pakaian, transportasi, dan hiburan.
Pasar tradisional dan pusat perbelanjaan mencatat lonjakan kunjungan pembeli hingga 40% pada minggu terakhir Ramadan. Pelaku UMKM seperti penjual kue kering, pakaian muslim, dan kerajinan tangan juga ikut menikmati peningkatan permintaan.
Bagaimana dampaknya bagi Sumsel? Di Palembang, yang merupakan kota besar di Sumatera, geliat ekonomi meningkat tajam selama Lebaran. Data dari Dinas Perdagangan Sumsel menunjukkan bahwa volume transaksi di pasar dan pusat perbelanjaan seperti Palembang Indah Mall dan OPI Mall naik sekitar 35% dibandingkan bulan sebelumnya. Sektor kuliner pun mengalami lonjakan permintaan, terutama makanan khas seperti pempek, tekwan, dan model yang menjadi favorit para pemudik dan wisatawan.
Produksi pempek rumahan bahkan meningkat hingga dua sampai tiga kali lipat menjelang Idulfitri. Selain Palembang, daerah lain seperti Lahat, OKU, Lubuklinggau, dan Muara Enim yang berada di jalur perlintasan pemudik juga ikut merasakan dampak ekonomi dari arus mudik ini.
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumsel menyatakan bahwa selama periode Lebaran, setidaknya Rp8 triliun uang tunai beredar di wilayah ini, sebagian besar berasal dari transaksi tunai maupun nontunai seperti QRIS dan dompet digital. “Walau terjadi dalam waktu singkat, dampaknya sangat terasa bagi pelaku UMKM di kampung halaman. Banyak yang memperoleh omzet setara pendapatan tahunan hanya dalam hitungan hari,” jelas Idham.
BACA JUGA:BRI Dukung UMKM Aksesori melalui UMKM EXPO(RT) untuk Menembus Pasar Global
BACA JUGA:BRI Dorong UMKM Songket Silungkang Tembus Pasar Internasional
Bagi Palembang dan wilayah Sumsel secara keseluruhan, momen Lebaran bukan sekadar waktu berkumpul bersama keluarga, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi daerah. Ke depan, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah perlu diperkuat agar dampak positif ekonomi dari momen seperti Lebaran bisa berlangsung lebih lama dan memberi kontribusi nyata pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.