Pencarian MH370 Ditangguhkan, Cuaca Ekstrem Jadi Penghalang

Pencarian MH370 Dihentikan, Samudra Hindia Bikin Tim Penyelamat Gentar!--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Upaya pencarian terbaru terhadap pesawat Malaysia Airlines MH370 harus dihentikan sementara akibat kondisi cuaca yang memburuk. Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, menyatakan bahwa proses pencarian tidak bisa dilanjutkan untuk saat ini karena bukan musim yang ideal untuk operasi laut dalam.
“Saya rasa ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan pencarian. Ocean Infinity telah menghentikan sementara kegiatan mereka dan akan melanjutkannya di akhir tahun,” ujar Loke dalam pernyataan yang dikutip dari Reuters.
Penundaan ini terjadi tak lama setelah pemerintah Malaysia menyetujui untuk melanjutkan kembali pencarian pesawat yang hilang sejak 2014. Pada Maret 2025, Malaysia resmi menandatangani kesepakatan dengan perusahaan robotika bawah laut Ocean Infinity guna menggelar pencarian lanjutan.
Ocean Infinity sendiri pernah melakukan pencarian pada tahun 2018 namun belum membuahkan hasil. Kini, mereka kembali fokus menjelajahi area seluas 15.000 kilometer persegi di Samudra Hindia, wilayah yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Sesuai kesepakatan, perusahaan hanya akan menerima bayaran jika puing MH370 berhasil ditemukan.
Asosiasi Keluarga Penumpang dan Awak MH370 menjelaskan bahwa Ocean Infinity sebenarnya telah tiba di lokasi pencarian yang ditargetkan lebih awal. Namun, pencarian baru secara resmi dimulai pada 25 Maret setelah kontrak ditandatangani. Sayangnya, hanya tiga hari kemudian, operasi kembali dihentikan karena faktor cuaca.
“Pencarian dihentikan pada 28 Maret dan akan dilanjutkan pada musim panas di Belahan Bumi Selatan,” ungkap asosiasi tersebut.
Wilayah Pencarian yang Sulit dan Berbahaya
Menurut David Mearns, ahli kelautan dari Blue Water Recoveries, Samudra Hindia merupakan medan pencarian yang sangat menantang. “Tingkat ketidakpastiannya tinggi. Lokasinya sangat terpencil, jauh dari daratan, dan kondisi lautnya buruk. Ini bukan hal yang mustahil, tapi sangat sulit dan membutuhkan biaya besar,” ujarnya.
Area pencarian ditentukan berdasarkan analisis data dari para peneliti independen yang telah mempelajari misteri hilangnya MH370 selama satu dekade terakhir.
Kapten John M Cox, mantan pilot sekaligus CEO Safety Operating Systems, tetap optimis MH370 suatu hari akan ditemukan. “Walaupun hasil sebelumnya belum membuahkan hasil, bukan berarti pencarian dilakukan di tempat yang salah. Kedalaman laut dan struktur dasar laut yang kompleks jadi tantangan tersendiri,” jelasnya.
Craig Wallace dari Deep Sea Vision menambahkan bahwa kondisi di Samudra Hindia sangat ekstrem. “Gelombangnya bisa mencapai 20 meter. Ini bukan hanya sulit, tapi sangat berbahaya. Kadang mereka bahkan tidak bisa menurunkan atau menarik kendaraan bawah laut,” katanya.
Peter Waring, mantan perwira angkatan laut Australia yang terlibat dalam pencarian awal MH370 11 tahun silam, memperingatkan risiko tinggi di area tersebut. “Tidak ada tempat berteduh. Lokasinya sangat jauh, enam hingga tujuh hari perjalanan dari Perth. Jika ada masalah, situasinya bisa berubah menjadi bencana dengan sangat cepat,” pungkasnya.