Mengapa Gempa Myanmar Bisa Berdampak Hingga Thailand?

--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Pada 28 Maret 2025, kawasan Asia Tenggara dikejutkan oleh gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang mengguncang Myanmar. Getarannya terasa hingga negara-negara tetangga seperti Thailand, Kamboja, dan India. Akibatnya, banyak bangunan hancur dalam sekejap, bahkan sebuah gedung pencakar langit 30 lantai yang sedang dibangun di Bangkok runtuh.
Menurut Survei Geologi AS (USGS), gempa ini berpotensi menyebabkan korban jiwa hingga puluhan ribu orang dan kerugian ekonomi yang mencapai miliaran dolar. Ilmuwan Universitas Vicente Rocafuerte Guayaquil, Amilcar Carrera-Cevallos, menegaskan bahwa besarnya gempa membuat dampaknya meluas hingga ke negara lain.
Mengapa Gempa Ini Begitu Merusak?
Faktor utama yang menyebabkan gempa ini begitu destruktif adalah lokasinya yang dangkal. Menurut Judith Hubbard, ahli gempa dari Universitas Cornell, gempa yang terjadi di dekat permukaan bumi cenderung menimbulkan lebih banyak kerusakan. Sayangnya, banyak bangunan di wilayah terdampak tidak memiliki fitur tahan gempa, sehingga mudah runtuh saat terjadi guncangan hebat.
Penyebab Terjadinya Gempa Myanmar
Secara geologis, Myanmar terletak di antara lempeng tektonik India dan Eurasia. Sekitar 45 juta tahun lalu, kedua lempeng ini bertabrakan, menyebabkan terbentuknya Pegunungan Himalaya. Seiring waktu, tekanan besar dari pergerakan lempeng ini menciptakan patahan yang dikenal sebagai Sesar Sagaing, yang membentang sepanjang 1.200 km melintasi kota-kota besar seperti Mandalay dan Yangon.
Para ahli menyatakan bahwa gempa kali ini dipicu oleh pergeseran di Sesar Sagaing, di mana lempeng India dan Eurasia saling bergesekan. Hal ini dikonfirmasi oleh Robin Lacassin, ilmuwan dari Institut Fisika Bumi Paris, yang menjelaskan bahwa gempa ini diakibatkan oleh retakan di patahan tersebut.
Thailand Ikut Terdampak
Guncangan yang dirasakan di Thailand disebabkan oleh gelombang seismik yang merambat jauh melalui bagian selatan Sesar Sagaing. Hal ini menjelaskan mengapa Bangkok, yang berjarak sekitar 1.000 km dari pusat gempa, juga mengalami kerusakan.
Tak hanya faktor alam, kelemahan dalam infrastruktur juga memperburuk dampak bencana ini. Carrera-Cevallos menegaskan bahwa kurangnya standar bangunan tahan gempa menjadi salah satu penyebab utama kehancuran di berbagai wilayah terdampak.
Gempa ini menjadi pengingat penting bagi negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan kesiapan menghadapi bencana serupa di masa depan.