Kisah Inspiratif Al Rajhi, Miliarder yang Tak Lupa Jasa Guru

Sheikh Sulaiman bin Abdul-Aziz Al-Rajhi--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Apakah menghormati guru dapat membawa kesuksesan? Jawaban atas pertanyaan ini bisa ditemukan dalam kisah inspiratif seorang saudagar kaya asal Arab, Muhammad Sulaiman Al Rajhi.
Nama Al Rajhi mungkin sudah tidak asing bagi mereka yang pernah menunaikan ibadah haji atau umroh, mengingat namanya terpampang di salah satu bank terbesar di Timur Tengah, Bank Al Rajhi.
Kisahnya kembali diangkat oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam acara tausiyah bertajuk "Al-Qur’an dan Pembentukan Karakter Unggul Bangsa", yang disampaikan pada Senin (17/3/2025).
"Bagi yang pernah umroh atau haji, mungkin sudah tidak asing dengan ATM Bank Al Rajhi. Bank ini dimiliki oleh Sulaiman Al Rajhi," ungkap Brian dalam siaran YouTube resmi Kemendikdasmen.
Masa Kecil Penuh Kesulitan
Di balik kesuksesannya, Al Rajhi berasal dari keluarga kurang mampu. Saat masih duduk di bangku kelas 2 SD, ia bahkan tidak mampu membayar tiket untuk ikut kegiatan karyawisata sekolah yang hanya seharga 30 real (sekitar Rp 130 ribu).
Karena merasa tidak ingin ketinggalan, ia pun meminta uang kepada orang tuanya. Namun, karena keterbatasan ekonomi, permintaannya tidak dapat dikabulkan.
Melihat kondisi tersebut, seorang guru berinisiatif membantunya dengan cara unik.
"Sang guru kemudian mengadakan kuis di kelas dan menawarkan hadiah 30 real bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaannya," jelas Brian.
Dengan penuh semangat, Al Rajhi berhasil menjawab pertanyaan tersebut dan mendapatkan uang yang dibutuhkannya. Pengalaman ini begitu membekas dalam hidupnya hingga ia dewasa.
Tak Lupa Jasa Guru Setelah Sukses
Seiring waktu, Al Rajhi tumbuh menjadi seorang pengusaha sukses. Namun, ia tidak pernah melupakan jasa gurunya yang telah membantunya di masa kecil.
"Saat sudah sukses, ia kembali ke sekolahnya untuk mencari sang guru. Namun, ia mendapati bahwa gurunya telah pensiun," ungkap Brian.
Tak patah semangat, ia meminta alamat sang guru dan mendatangi rumahnya yang berada di gang kecil. Ketika akhirnya bertemu, Al Rajhi merasa terharu melihat kondisi gurunya yang sudah tua dan pensiun.