Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dimulai Serentak di Seluruh Indonesia pada 2 Januari 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Dimulai Serentak di Seluruh Indonesia pada 2 Januari 2025--Istimewa
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa puluhan perusahaan tertarik untuk berinvestasi di sektor susu dan daging sapi untuk mendukung program MBG. "Ada sekitar 50-60 perusahaan yang berencana mengimpor sapi hidup, baik untuk produksi susu maupun daging," ujarnya.
Pemerintah membuka ruang bagi investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk berinvestasi dalam sektor ini, namun tidak akan melakukan impor langsung. "Kami memberi peluang besar bagi dunia usaha untuk mendatangkan sapi hidup dan mengembangkan bisnis susu serta daging sapi di Indonesia," tambah Sudaryono.
Panduan Pemberian MBG untuk Ibu Hamil, Balita, dan Anak-anak
Kementerian Kesehatan telah memberikan pedoman mengenai waktu dan frekuensi pemberian MBG. Program ini akan diberikan dengan frekuensi yang berbeda sesuai kelompok sasaran: ibu hamil dan menyusui, balita, serta anak-anak di usia PAUD hingga SMA.
Untuk ibu hamil dan menyusui, MBG akan diberikan empat kali seminggu, sementara anak-anak sekolah (PAUD hingga SMA) akan mendapatkannya lima kali seminggu. Durasi ideal untuk pemberian MBG bervariasi, misalnya untuk ibu hamil selama 9 bulan, dan untuk balita selama 1 tahun.
Edukasi dan Pola Makan Sehat untuk Anak-anak
Selain memberikan makanan bergizi, program MBG juga bertujuan untuk mendidik anak-anak mengenai pentingnya pola makan sehat. Data menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan dan cepat saji di kalangan anak-anak semakin meningkat, sementara konsumsi makanan bergizi seperti daging, telur, dan ikan cenderung stagnan.
Hashim Djojohadikusumo, Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (Kadin), menjelaskan bahwa program MBG akan diberikan dua kali sehari: pagi dan siang. "Banyak anak yang datang ke sekolah dalam keadaan lapar karena orang tua mereka tidak mampu menyediakan sarapan. Ini akan berdampak pada kualitas pendidikan," ujarnya.
Dengan program ini, diharapkan dapat memperbaiki gizi anak-anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.(*)