11.000 Lebih Anak Sekolah di Palestina Tewas akibat Serangan Israel
Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas/Anak-anak di Sekolah Rusak yang Masih Jadi Lokasi Pengungsi Warga Gaza, 24 Oktober 2024--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Konflik yang berkecamuk di Palestina sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 11.825 anak sekolah tewas, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Pendidikan Palestina pada 29 Oktober 2024. Anak-anak yang menjadi korban tidak hanya berada di Gaza, tetapi juga di Tepi Barat.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa di Gaza, sekitar 11.057 anak usia sekolah tewas dan lebih dari 16.897 lainnya terluka. Di kalangan mahasiswa, sebanyak 681 orang dilaporkan tewas dan 1.468 lainnya luka-luka.
Pengajar dan Infrastruktur Pendidikan Juga Terdampak
Serangan Israel juga mengakibatkan kematian di antara para pengajar dan staf pendidikan. Di Gaza, 441 guru dan staf sekolah tewas dan 2.491 lainnya terluka. Di Tepi Barat, dua staf sekolah tewas, 17 orang terluka, dan 139 ditahan.
Lebih dari 400 sekolah di Gaza mengalami berbagai tingkat kerusakan, dengan 77 di antaranya hancur total. Di Tepi Barat, 84 sekolah mengalami kerusakan akibat serangan tersebut. Selain itu, 20 universitas di Gaza dilaporkan rusak parah, sementara 51 gedung universitas hancur total dan 57 lainnya rusak sebagian.
BACA JUGA:Pevoli Cantik Kazakhstan Sabina Altynbekova Gabung dengan Yogya Falcons di Proliga 2025
Sekolah yang Menjadi Tempat Pengungsian Juga Jadi Sasaran
Serangan yang berkelanjutan dari Israel bahkan telah menghantam sekolah yang berfungsi sebagai tempat pengungsian warga Palestina. Salah satunya adalah Sekolah Asma di kamp pengungsi Shati, Kota Gaza, yang diserang dan menewaskan sedikitnya sembilan orang. Menurut petugas medis setempat, serangan terhadap sekolah yang menjadi tempat pengungsian ini bukan yang pertama kali terjadi.
Tindakan serangan terhadap fasilitas pendidikan yang dijadikan tempat pengungsian menambah kekhawatiran atas keamanan dan hak pendidikan anak-anak di wilayah tersebut. Hingga kini, situasi di Palestina terus memburuk, mengancam masa depan pendidikan ribuan anak sekolah dan mahasiswa.