Sebanyak 70% Meteorit yang Menabrak Bumi Berasal dari Sumber yang Sama
Foto: BBC Magazine--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Hasil dari tiga penelitian terbaru berhasil mengungkapkan asal mula sebagian besar meteorit yang jatuh ke Bumi. Penelitian ini menunjukkan bahwa banyak dari meteorit tersebut berasal dari tabrakan kosmik yang relatif baru dalam sejarah Tata Surya.
Setiap hari, Bumi dihujani sekitar 44 ribu kilogram material meteor. Sebagian besar material ini terbakar di atmosfer, tetapi beberapa yang berhasil mencapai permukaan Bumi memberikan kesempatan bagi para ilmuwan untuk mempelajari komposisinya.
Melalui analisis tersebut, para ilmuwan bisa melacak apakah meteorit ini berasal dari kelompok asteroid yang sama, seperti dari pecahan asteroid besar yang terbentuk akibat tabrakan di luar angkasa.
Hingga saat ini, hanya sekitar 6% meteorit yang berhasil diidentifikasi sumber asalnya. Meteorit tersebut berasal dari asteroid Vesta (asteroid terbesar kedua di Tata Surya), Bulan, dan Mars. Meteorit ini dikenal sebagai akondrit.
“Meteorit dikelompokkan dalam dua kategori besar: kondrit, yang berasal dari bahan-bahan purba Tata Surya sebelum planet terbentuk, dan akondrit, yang berasal dari benda-benda yang sudah mengalami diferensiasi seperti planet atau asteroid dengan struktur inti, mantel, dan kerak,” demikian penjelasan dalam sebuah makalah yang dikutip dari IFL Science.
Sebagian besar meteorit yang jatuh ke Bumi adalah kondrit, yang meskipun tampak kurang menarik daripada akondrit, tetap memiliki nilai ilmiah yang penting. Sebuah tim peneliti internasional, yang dipimpin oleh French National Centre for Scientific Research (CNRS), European Southern Observatory (ESO), dan Charles University, mendalami lebih jauh meteorit dari jenis ini.
Penelitian mereka menemukan bahwa 70% meteorit yang menabrak Bumi berasal dari tiga kelompok asteroid besar: Karin, Koronis, dan Massalia. Kelompok-kelompok asteroid ini terbentuk akibat tabrakan besar yang terjadi sekitar 5,8 juta, 7,5 juta, dan 40 juta tahun yang lalu, menurut perhitungan astronomis.
“Pecahan dari asteroid ini, termasuk kelompok terkenal seperti keluarga Karin, muncul dari tabrakan besar di kelompok asteroid Koronis dan Massalia yang lebih tua dan menjadi sumber utama meteorit kondrit H dan L yang jatuh ke Bumi,” jelas tim dalam penelitian mereka.
Yang menarik, kelompok asteroid Massalia berkontribusi pada lebih dari 20% meteorit yang jatuh ke Bumi saat ini.
Studi juga menunjukkan bahwa ledakan besar asteroid di sabuk asteroid utama pada masa lalu menyebabkan terjadinya hujan meteorit besar ke Bumi. Salah satu contoh adalah tabrakan besar yang terjadi 466 juta tahun yang lalu, yang mungkin berkontribusi pada Zaman Es Ordovisium dan perubahan besar dalam keanekaragaman hayati.
Selain itu, asteroid yang berada dekat dengan Bumi (NEO) dan lebih berpotensi menimbulkan ancaman serius memiliki asal yang berbeda. Meteorit besar berukuran kilometer sebagian besar berasal dari kelompok Polana dan Euphrosyne, sementara kondrit karbon berukuran lebih kecil didominasi oleh kelompok Veritas.
Memahami asal-usul meteorit ini sangat penting untuk memprediksi potensi ancaman dari tabrakan asteroid di masa depan. Dengan pengetahuan ini, para peneliti dapat memantau apakah ada potensi Bumi dibombardir oleh meteorit dalam skala besar.
Langkah berikutnya, para ilmuwan berencana untuk melanjutkan penelitian dengan fokus pada keluarga asteroid muda yang terbentuk kurang dari 50 juta tahun yang lalu.