PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Warga Sumatera Selatan, terutama "Wong Palembang", patut berbangga karena film berbahasa Palembang pertama di Indonesia, berjudul Dulmuluk Dulmalik, kini telah hadir di layar lebar.
Film ini, yang disutradarai oleh Amir Gumay dan Hanny Mustofa, baru saja dirilis secara serentak di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
Untuk mendukung promosi, baliho besar dengan ajakan "Payo Dulur Kito Nonton Film Bahaso Palembang, Film Pertama Berbahasa Sumatera Selatan Tayang di Bioskop Nasional 12 September 2024" dipasang di Simpang Charitas Jalan Jenderal Sudirman Palembang.
Mengutip berbagai sumber pada Jumat, 13 September 2024, berikut adalah sinopsis singkat dari film Dulmuluk Dulmalik.
BACA JUGA:Rumah Selamet di Mabes Prabumulih Dilalap Api, Barang Berharga tak Selamat
BACA JUGA:Cara Mudah Dapatkan Saldo DANA Gratis, Coba Aplikasi Daily Video Sekarang!
Naskah film ini ditulis oleh Aditya Gumay dan Makmun Murod. Diproduksi oleh Smaradana Pro dengan produser Yakup Chandra, Hokianto Sjarif, Anwar Fuady, dan Aditya Gumay.
Film ini menampilkan sejumlah nama terkenal seperti Anwar Fuady, Bagasran, Meriam Bellina, Aty Kanser, Roy Marten, Qya Ditra, Diza Refengga, Tessa Kaunang, Dwi Yan, dan mantan Pj Gubernur Sumsel Dr. Drs. H.A Fatoni M., Si.
Cerita film ini berpusat pada Dul Muluk yang mengajak cucunya, Dul Malik, untuk pindah dari Pagaralam ke Palembang dengan tujuan membantu keponakannya, Ning Mas, yang bersama ibunya mengalami teror dari makhluk halus di tempat tinggal mereka. Film ini menggambarkan ketegangan dan kejutan yang dihadapi keluarga tersebut.
Dulmuluk Dulmalik bercerita tentang hubungan antara kakek dan cucu, Dul Muluk dan Dul Malik. Dul Muluk adalah seorang ustaz tua yang penuh semangat dan niat baik.
BACA JUGA:Tersisa 146 Akseptor Warga Prabumulih Antusias ber KB.
BACA JUGA:TP PKK Prabumulih Raih Juara II dan III; Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Provinsi
Sementara Dul Malik, cucunya yang berusia 18 tahun, berpindah ke Palembang untuk memulai hidup baru.
Mereka pindah untuk membantu Ning Mas yang tinggal di Palembang dan mengalami gangguan dari makhluk halus. Dul Muluk menghadapi masalah ini dengan keberanian yang terkadang konyol dan mencoba memecahkan kasus perampokan yang belum terpecahkan.
Sementara itu, Dul Malik berusaha beradaptasi dengan sekolah barunya di Palembang, di mana ia sering menjadi sasaran perundungan oleh geng anak-anak sekolah yang dipimpin oleh anak dari keluarga kaya. Film ini menampilkan kekayaan budaya Sumatera Selatan melalui dialog yang sepenuhnya dalam bahasa Palembang.