LAHAT, KORANPRABUMULIHPOS.COM — Kondisi jalan di jalur lintas nasional yang menghubungkan Kabupaten Lahat dan Muara Enim melalui kawasan Merapi kini kian memprihatinkan.
Disejumlah titik, aspal tampak berlubang dan bergelombang, membuat kendaraan harus melaju pelan dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi truk angkutan batubara serta pengguna jalan umum.
Kapolsek Merapi Barat, Iptu Chandra Kirana, SH, MH, menjelaskan bahwa persoalan kerusakan jalan ini telah menjadi perhatian serius masyarakat dan aparat setempat.
Menanggapi keluhan warga, Kapolres Lahat AKBP Novi Ediyanto, SIK, MIK pun menginisiasi Rapat Koordinasi Lintas Sektoral yang digelar di Aula Mapolsek Merapi Barat beberapa waktu lalu.
“Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari hasil Zoom Meeting antara Tripika Merapi Area dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN). Dalam forum itu, BBPJN menjelaskan aturan terkait perbaikan jalan nasional.
BACA JUGA:Prabumulih Sumbang 91 Medali, Kontingen Lahat Sabet Juara Umum Peparprov V Sumsel 2025
BACA JUGA:Dari Toko Pulsa ke Pusat Layanan Keuangan Desa, Pemuda Lahat Sukses Bangun 10 Gerai AgenBRILink
Untuk perbaikan besar, harus melalui koordinasi resmi dengan BBPJN, sedangkan perbaikan minor bisa dilakukan oleh pihak lokal atau perusahaan tambang,” ujar Iptu Chandra, Rabu (12/11).
Dalam rapat tersebut, pihak kepolisian mempertemukan unsur Forkopimca Merapi Barat dan Merapi Timur bersama perwakilan sejumlah perusahaan tambang yang beroperasi di kawasan Merapi. Tujuannya, mencari solusi cepat dan efektif terhadap kerusakan jalan yang semakin meluas.
Beberapa titik yang menjadi fokus penanganan meliputi: Wilayah Merapi Barat: Jalan Simpang PT BL, Desa Karang Endah; Jalan Desa Ulak Pandan dekat rel KA dan jalur dua; Jalan Simpang PT DAS di Desa Tanjung Baru; Jalan Simpang PT PE di Desa Kebur; serta Jalan menuju PT BSR, PT BAU, dan PT MAS di Desa Muara Maung.
Wilayah Merapi Timur: Jalan Simpang PT GGB di Desa Prabu Menang serta ruas lintas nasional dari Desa Muara Lawai hingga Desa Prabu Menang yang dipenuhi lubang.
“Banyak keluhan warga yang kami terima. Kalau hanya menunggu anggaran dari pemerintah pusat, biasanya baru turun setahun sekali. Karena itu, kami dorong kolaborasi lintas pihak agar perbaikan ringan bisa segera dilakukan,” jelas Chandra.
BACA JUGA:Bongkar Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI Lahat, Kejari Selamatkan Uang Negara Rp250 Juta
BACA JUGA:Bupati Lahat Tegur Keras OPD Lamban Tindaklanjuti Program Makan Bergizi
Camat Merapi Barat, Heri Yulianto, S.Sos., M.M., mengungkapkan bahwa beberapa titik seperti Simpang PT DAS dan perlintasan rel KA Ulak Pandan kerap menjadi langganan banjir saat hujan deras. Sementara Camat Merapi Timur, Dahrif Agustian, S.P., M.M., menyebut kerusakan paling parah berada di depan PT GGB, di mana sering terjadi kecelakaan yang melibatkan truk angkutan batubara.