KORANPRABUMULIHPOS.COM – Perayaan Idul Adha tahun ini mencatatkan lonjakan pencarian tertinggi di Google dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini terlihat jelas dalam data lima tahun terakhir di Google Trends, di mana pencarian seputar "Idul Adha" melonjak tajam menjelang dan selama hari raya berlangsung.
Fenomena ini mirip dengan hari besar lainnya seperti Natal, yang biasanya juga mengalami peningkatan trafik pencarian saat momen perayaannya tiba. Namun, ada beberapa faktor khusus yang membuat Idul Adha 2025 menjadi lebih ramai dari biasanya di mesin pencari.
1. Maraknya Penggunaan AI untuk Ucapan Hari Raya
Tingginya minat terhadap ucapan Idul Adha menjadi salah satu penyebab utama tren ini. Banyak masyarakat kini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI), termasuk ChatGPT, untuk membuat ucapan lebaran yang unik dan menarik.
Tak hanya teks, kini ucapan Idul Adha sering dipadukan dengan grafis animasi yang lucu dan menggemaskan, lalu dibagikan di media sosial atau WhatsApp.
Google Trends mencatat pencarian seperti “ucapan Idul Adha bahasa Arab”, “template ucapan Idul Adha”, “stiker ucapan Idul Adha”, hingga “ucapan sesuai sunnah” mengalami peningkatan pesat dan masuk dalam kategori breakout.
2. ChatGPT Jadi Alat Bikin Ucapan Favorit
Platform AI seperti ChatGPT makin digemari karena memudahkan pengguna membuat ucapan yang personal dan kreatif.
Untuk mencobanya, pengguna cukup mengakses chatgpt.com, masuk, lalu mengetik perintah seperti “Buatkan ucapan Idul Adha 2025 yang sopan dan islami”. Hasilnya bisa langsung digunakan, atau dimodifikasi sesuai selera lewat fitur Regenerate.
Dengan semakin banyaknya pengguna yang mengandalkan ChatGPT, otomatis volume pencarian terkait Idul Adha ikut meningkat.
3. Presiden Prabowo Kurban 985 Ekor Sapi
Faktor lain yang ikut menyumbang kenaikan minat publik terhadap Idul Adha tahun ini adalah berita soal hewan kurban Presiden RI, Prabowo Subianto.
Melalui Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro, disampaikan bahwa Prabowo menyerahkan 985 ekor sapi kurban yang disebar ke berbagai daerah di Indonesia. Penyalurannya dilakukan lewat dua jalur: pemerintah daerah dan tokoh-tokoh agama seperti pengasuh pondok pesantren.
Jumlah yang fantastis ini tentu saja menarik perhatian publik dan media, sehingga makin memperkuat arus pencarian terkait Idul Adha di Google.