KORANPRABUMULIHPOS.COM – Nintendo Switch 2 dijadwalkan rilis secara global pada 5 Juni 2025. Sejumlah analis memperkirakan bahwa perangkat game portabel terbaru dari Nintendo ini akan mencetak rekor sebagai peluncuran konsol terbesar yang pernah ada.
Salah satu analis, Pelham Smithers dari lembaga riset ekuitas di Jepang, mengungkapkan bahwa tingginya minat pre-order di Jepang bisa menjadi indikator kuat akan potensi kesuksesan ini. “Jepang menyumbang sekitar sepertiga dari total pengguna Switch di seluruh dunia. Dengan asumsi ini, maka diperkirakan ada sekitar 6,6 juta unit Switch 2 yang sudah dipesan secara global,” ujarnya seperti dikutip dari Video Games Chronicle, Selasa (29/4/2025).
Sebelumnya, para pengamat juga memperkirakan Nintendo akan memproduksi antara 6 hingga 8 juta unit untuk tahap awal perilisan. Strategi ini diyakini bertujuan agar Switch 2 tidak mengalami kekurangan stok seperti yang pernah terjadi pada beberapa peluncuran konsol lain.
Sebagai perbandingan, hingga saat ini rekor peluncuran konsol terbesar masih dipegang oleh PlayStation 4 dan PlayStation 5 milik Sony, yang masing-masing terjual sekitar 4,5 juta unit dalam dua bulan pertama sejak dirilis. Namun perlu dicatat, distribusi PS5 sempat terkendala selama dua tahun awal akibat masalah pasokan. Tanpa hambatan tersebut, angka penjualannya bisa saja melampaui PS4.
Berbeda dari kasus PS5, Nintendo tampaknya telah mengambil langkah antisipatif. Pada Februari 2025, Presiden Nintendo Shuntaro Furukawa menegaskan bahwa perusahaan telah mengatur strategi produksi untuk menghindari kekurangan pasokan Switch 2.
“Kami mengambil risiko dengan mempercepat produksi agar dapat memenuhi permintaan sebanyak mungkin,” ujar Furukawa (13/2).
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah belajar banyak dari pengalaman perilisan Switch generasi pertama. Oleh karena itu, Nintendo kini menyiapkan sistem respons cepat untuk menghadapi tantangan produksi yang mungkin terjadi ke depannya.
“Seperti halnya Switch terdahulu, kami memahami bahwa peningkatan produksi secara mendadak bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu, kami telah melakukan persiapan berdasarkan pengalaman masa lalu,” pungkas Furukawa. (*)