PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Berinovasi, meningkatkan produksi dan ekonomi, tanpa meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri menjadi potret Kartini masa kini.
Nah, di Kota Prabumulih banyak Kartini yang terus berinovasi, salah satunya Rita Mulyadi (53) Owner tenun serat nanas Riady di Rumah Busana Riady.
Ya, Rita Mulyadi sudah mengabdikan diri lebih dari 27 tahun sebagai penenun. Salah satu tenunannya yang menginspirasi banyak Kartini yakni tenun serat nanas.
Terletak di Perum Griya Sejahtera, Jalan Cendrawasih, blok E nomor 20-21, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih Rita menjalankan usaha tersebut.
BACA JUGA:Kafilah Asal Prabumulih Siap Berlaga di STHQ Tingkat Provinsi di Kabupaten PALI
Rita Riyadi sangat mahir dalam mengolah serat daun nanas menjadi benang. Bahkan sejumlah produk telah ia hasilkan. Seperti kain dan pakaian dari serat benang nanas, tas dari serat nanas dan lainnya.
Menariknya, anggota kelompok ini sebagian besar merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT), atau yang akrab disebut emak-emak.
Mereka menjadikan kegiatan menenun sebagai sumber penghasilan tambahan demi membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Meski keseharian mereka dipenuhi oleh rutinitas mengurus anak dan pekerjaan rumah, semangat untuk terus berkarya tidak pernah padam.
BACA JUGA:TP PKK Prabumulih Dorong Pemanfaatan Serat Daun Nanas Jadi Produk Unggulan
Rita, sosok perempuan tangguh yang memimpin kelompok ini, memahami betul bagaimana beratnya peran ganda yang dijalani oleh para ibu.
Karena itu, ia mengizinkan anggotanya membawa alat tenun ke rumah masing-masing. Mereka bebas menenun di sela-sela waktu luang, tanpa harus meninggalkan anak-anak atau tugas rumah. Hasil tenunan baru akan diambil Rita setelah selesai.
Langkah sederhana ini, sesungguhnya adalah cerminan nyata semangat Kartini masa kini. Kartini bukan lagi sekadar simbol perjuangan kesetaraan, tetapi juga lambang pemberdayaan.
Di tangan perempuan seperti Rita, perjuangan Kartini diterjemahkan ke dalam tindakan nyata: menciptakan ruang agar perempuan bisa mandiri secara ekonomi tanpa harus mengorbankan keluarga.
BACA JUGA:Produksi Energi PHR Zona 4 Meroket Sejak 2019: Dari 385 BOPD ke 2.324 BOPD