Bybit Dibobol Hacker, Rp 24,4 Triliun Raib dalam Serangan Kripto Terbesar

Senin 24 Feb 2025 - 23:50 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Bursa aset kripto Bybit mengalami serangan siber besar-besaran yang mengakibatkan kerugian hingga USD 1,5 miliar (sekitar Rp 24,4 triliun). Insiden ini menjadi salah satu peretasan terbesar dalam sejarah industri kripto.

Bybit melaporkan bahwa serangan terjadi pada Jumat (21/2/2025), di mana hacker berhasil mengakses dompet Ethereum (ETH) yang sudah lama tidak aktif dan mentransfer dana ke akun yang tidak dikenal. CEO Bybit, Ben Zhou, mengungkapkan bahwa hanya dompet ETH tersebut yang disusupi, sementara aset lain tetap aman dan operasional platform berjalan normal.

"Semua dana klien tetap aman, dan layanan kami tetap beroperasi seperti biasa tanpa gangguan," tulis Bybit dalam pernyataannya.

Tim keamanan Bybit saat ini bekerja sama dengan ahli forensik blockchain untuk menyelidiki insiden tersebut.

Dugaan Keterlibatan Lazarus Group

Perusahaan analitik blockchain Arkham Intelligence, Elliptic, serta analis independen ZachXBT melacak aset yang dicuri. Hasilnya, investigasi menunjukkan kemungkinan keterlibatan Lazarus Group, kelompok peretas asal Korea Utara yang dikenal sebagai pelaku kejahatan siber berskala global.

Lazarus Group telah lama mendapat sanksi dari Amerika Serikat dan diduga beroperasi di bawah Reconnaissance General Bureau, badan intelijen Korea Utara. Kelompok ini sebelumnya terlibat dalam berbagai serangan siber besar, termasuk:

  • Serangan ransomware WannaCry yang sempat menghebohkan dunia,
  • Peretasan bank-bank internasional, dan
  • Serangan terhadap Sony Pictures Entertainment pada 2014.

Sejak 2023 hingga 2024, nilai aset kripto yang diduga dicuri oleh kelompok yang berafiliasi dengan Korea Utara melonjak menjadi USD 1,3 miliar, menunjukkan meningkatnya ancaman siber di industri ini.

Bybit Klaim Siap Menanggung Kerugian

Meskipun mengalami peretasan besar, Bybit menegaskan bahwa mereka tetap mampu mencairkan dana pengguna.

"Kami memastikan semua aset klien dijamin 1 banding 1, dan kami siap menanggung seluruh kerugian akibat insiden ini," ujar Ben Zhou.

Dengan meningkatnya serangan terhadap platform kripto, kasus ini menjadi peringatan bagi industri blockchain untuk terus memperkuat keamanan siber mereka.

Kategori :