Inovasi Kain Penahan Panas untuk Mengatasi Suhu Tinggi di Kota

Senin 21 Oct 2024 - 15:08 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Kegerahan akibat panas sering kali menjadi masalah bagi penduduk perkotaan, selain polusi. Seiring dengan meningkatnya gelombang panas, penelitian terbaru memperkenalkan kain penahan panas dari bahan alami yang menjanjikan solusi untuk masalah ini di seluruh dunia.

Kain ini dirancang untuk memantulkan sinar matahari, membuang suhu panas, dan menghalau sinar matahari, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pendingin ruangan (AC)—salah satu penyebab utama emisi gas rumah kaca. Penemuan ini berpotensi memberikan kenyamanan bagi jutaan orang yang merasakan dampak perubahan iklim dan berkurangnya ruang terbuka hijau.

Dalam artikel yang dipublikasikan di jurnal Science Bulletin berjudul "Radiation Cooling Textiles Countering Urban Heat Islands," para insinyur dari Universitas Zhengzhou dan Universitas Australia menjelaskan bagaimana kain ini berfungsi. Yangzhe Hou, seorang peneliti tamu dari UniSA, menjelaskan bahwa kain ini memanfaatkan prinsip pendingin radiatif, sebuah proses alami yang memungkinkan bahan memancarkan panas ke atmosfer.

Struktur Kain Penahan Panas

Kain penahan panas ini memiliki tiga lapisan yang dirancang khusus untuk mengatasi kegerahan:

  1. Lapisan Teratas: Terbuat dari serat polimetil pentena, lapisan ini mampu memancarkan panas secara efektif, sehingga mengurangi akumulasi panas di permukaan kain.

  2. Lapisan Tengah: Menggunakan nano kabel perak, lapisan ini meningkatkan daya pantul kain, mencegah panas dari luar masuk dan mengenai tubuh.

  3. Lapisan Terbawah: Dibuat dari wol, lapisan ini berfungsi untuk menjauhkan panas dari kulit, menjaga pemakainya tetap sejuk bahkan dalam suhu ekstrem.

Hasil Uji Coba Kain Penahan Panas

Dalam percobaan, saat kain diletakkan secara vertikal, suhu tercatat 2,3°C lebih dingin dibandingkan dengan kain tradisional. Ketika digunakan sebagai penutup permukaan horizontal, kain ini menunjukkan suhu 6,2°C lebih rendah daripada lingkungan sekitarnya.

"Kain ini menawarkan solusi berkelanjutan yang dapat mengurangi suhu tanpa menggunakan energi, sehingga membantu meringankan beban pada jaringan listrik selama gelombang panas," kata para peneliti.

Menurut Jingna Zhang dan Profesor Xianhu Liu dari Universitas Zhengzhou, teknologi ini tidak hanya berfokus pada pengurangan suhu perkotaan tetapi juga berkontribusi pada upaya melawan perubahan iklim dan menuju kehidupan perkotaan yang lebih ramah lingkungan.

Tantangan Produksi Kain Penahan Panas

Meski memiliki potensi besar, proses produksi kain ini masih tergolong mahal. Para peneliti juga mencatat bahwa ketahanan jangka panjang kain perlu diteliti lebih lanjut dan membutuhkan dukungan pemerintah sebelum dapat dipasarkan secara luas.

"Kesiapan konsumen untuk membayar lebih untuk kain ini tergantung pada efektivitas pendinginan, daya tahan, kenyamanan, dan kesadaran lingkungan mereka," pungkas para peneliti. (*)

Kategori :