Mengoptimalkan Potensi Rumput Laut: KKP Bantu Pemasaran Biostimulan
Mengoptimalkan Potensi Rumput Laut, KKP Bantu Pemasaran Biostimulan--Istimewa
KARAWANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk membantu proses izin edar biostimulan yang berbasis rumput laut, yang dihasilkan oleh Koperasi Mina Agar Makmur di Karawang, Jawa Barat.
Izin edar yang dimaksud adalah izin untuk pupuk organik yang harus didaftarkan melalui Kementerian Pertanian. Tujuannya adalah untuk memastikan perlindungan lingkungan, serta menjamin mutu dan efektivitas produk yang beredar di pasaran.
“Biaya yang diperlukan untuk pengurusan izin edar akan kami bantu, sebagai dukungan konkret kami. Dengan ini, proses izin untuk umum, termasuk izin dari Kementerian Pertanian dan KKP, dapat segera dilakukan,” ungkap Budi Sulistiyo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, saat berada di Karawang, Sabtu.
Budi menambahkan, kehadiran KKP bertujuan untuk mendukung pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan melalui pembinaan, perizinan, serta kolaborasi antar lembaga.
BACA JUGA:Kasus Menghebohkan: Pria Jual Bayi Sendiri Seharga Rp 15 Juta demi Kebutuhan Hidup
BACA JUGA:Kemenhub Siapkan 91 Bus Khusus untuk Sukseskan PEPARNAS XVII 2024
Melalui kerjasama ini, diharapkan usaha berbasis rumput laut, khususnya jenis Glacilaria, dapat menarik investasi dan menjalin kemitraan yang lebih luas bagi Koperasi Mina Agar Makmur.
Dalam kesempatan yang sama, Usup Supriyatna, Ketua Koperasi Mina Agar Makmur, mengakui kesulitan yang dihadapi dalam memperluas pemasaran biostimulan berbasis rumput laut untuk pertanian. Proses pengurusan izin edar di Kementerian Pertanian membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sekitar Rp45 juta.
Saat ini, koperasi mampu memproduksi 1.000 liter biostimulan rumput laut setiap bulannya, namun penjualannya masih terbatas pada sekitar 70 anggota koperasi.
Biostimulan ini dijual dengan harga Rp20.000 per liter dan telah diuji coba pada berbagai komoditas perikanan seperti ikan sidat, udang windu, dan ikan bandeng.
BACA JUGA:Menteri PPN Rencanakan Tinjauan Lapangan untuk Pemindahan ASN ke IKN
BACA JUGA:PT PAL Siap Bangun Kapal Selam Kelas Scorpene dengan Teknologi Canggih
Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jamal Basmal, menjelaskan bahwa biostimulan berbasis rumput laut yang diteliti mampu mengurai sisa pakan, sehingga kualitas air tetap terjaga dan mendukung pertumbuhan serta daya tahan ikan.
“Biostimulan ini berfungsi sebagai prebiotik, yang diharapkan dapat meningkatkan penyerapan pakan oleh ikan, sehingga limbah yang dihasilkan berkurang, yang pada gilirannya mengurangi amonia dalam air,” terangnya.