Perusahaan Australia Kucurkan Rp 27 T Garap Proyek-Produksi Nikel Morowali
Foto: Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (Firda/detikcom)--
PRABUMULIHPOS - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan industri hilirisasi nikel di Morowali Sulawesi Tengah akan kedatangan pemain baru dari Australia, yakni Nickel Industries. Perusahaan itu telah berkomitmen menggelontorkan investasi senilai US$ 1,76 miliar atau sekitar Rp 27 triliun (kurs Rp 15.400/US$).
Nickel Industries akan membangun proyek excelsior nickel cobalt (ENC) high pressure acid leach (HPAL) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Proses konstruksi yang telah dilakukan sejak Oktober 2023 itu akan berproduksi mulai paruh pertama 2025.
BACA JUGA:Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk & Padangbai-Lembar Tutup Sementara
BACA JUGA:Komisi VI DPR Apresiasi Pertamina Jadi Kontributor TKDN Terbesar di 2023
"Nickel Industries sudah investasi di Morowali US$ 1,76 miliar dan rencananya akan berproduksi awal 2025 dan mempekerjakan 3.500 (orang)," kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).
Airlangga mengatakan investasi perusahaan hilirisasi nikel Australia itu menjadi penting di Indonesia karena akan mendiversifikasi perusahaan asing di Morowali yang selama ini dianggap didominasi perusahaan China.
BACA JUGA:Architas Indonesia Resmi Ganti Nama Menjadi AXA IM Indonesia
BACA JUGA:Komisi VI DPR Apresiasi Pertamina Jadi Kontributor TKDN Terbesar di 2023
"Karena tidak seluruhnya investasi di sektor nikel itu, di downstream-nya itu hanya dari investor negara China, tapi juga ada dari Australia," tegasnya.
"Jadi pada 2025 itu adalah HPAL yang akan beroperasi di Morowali di mana Nickel Industries, itu perusahaan yang listed di Australia menjadi salah satu pemegang saham terbesar," ungkap Airlangga.
BACA JUGA:Architas Indonesia Resmi Ganti Nama Menjadi AXA IM Indonesia
BACA JUGA:Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk & Padangbai-Lembar Tutup Sementara
Pemerintah mengklaim proyek perusahaan asal Australia itu akan menjadi yang pertama secara global dalam memproduksi tiga produk nikel kelas satu untuk pasar kendaraan listrik dan baterainya yaitu mixed hydroxide precipitate (MHP), nickel sulphate, dan nickel cathode. (dc)