Gaet Vietnam, Trenggono Dorong Peran Strategis RI di Supply Chain Lobster

Foto: Dok. KKP--

Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong Indonesia berperan strategis pada rantai pasok (supply chain)  di pasar global. Untuk mendukung tersebut, pihaknya menggandeng pemerintah Vietnam dan membuka jalan investasi bagi para pelaku usaha asal Vietnam untuk melakukan budidaya lobster di Indonesia.

Dengan hadirnya skema ini, Indonesia tidak hanya mendapat nilai investasi. Namun juga bisa mendapat transfer teknologi dan pengetahuan budidaya lobster yang modern serta meraih akses pasar lobster yang lebih luas.

"Sebagai negara tetangga (Indonesia-Vietnam) kita harus kolaboratif untuk bisa menjadi bagian dari tata kelola perikanan dunia. Artinya kita harus menjadi supply chain global, dan menuju ke sana tidak bisa berdiri sendiri. Kalau kita bersatu, kita bisa jadi yang terbesar di kawasan," jelas Trenggono dalam keterangan tertulis, Rabu (20/12/2023).

BACA JUGA:Jangan Coba-Coba Rayakan Tahun Baru Dengan Musik Remix, Ini Ancaman Kapolres Ogan Ilir

Hal ini disampaikan Trenggono untuk merespons rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih bening lobster (benur).

Trenggono menerangkan budidaya lobster di Vietnam sudah sangat maju dan 100 persen benur yang digunakan berasal dari Indonesia meski keran ekspor ditutup. Adapun nilai ekspor lobster negara tersebut mencapai miliaran dollar, jauh di atas nilai ekspor lobster Indonesia.

Untuk itulah, pihaknya mengambil langkah kerja sama guna menekan transaksi ilegal benur. Sekaligus mendorong transfer teknologi dan pengetahuan bagi para pembudidaya lobster di Indonesia yang sebagian besar masih menggunakan cara tradisional.

"Sudah tiga tahun ini pengawasan kita perketat terus, jebol juga nggak tau dari mana. Gimana caranya kita nahan, kita kerja sama dengan negara yang dituju untuk kemudian tidak lagi menerima benih yang ilegal. Di sisi lain budidaya di sana sudah level tinggi, sedangkan kita masih tradisional dan membiarkan terus secara tradisional tidak baik juga. Kalau kita berdiri sendiri, kokoh dengan pendirian sendiri, menurut saya kita tidak akan pernah maju," tegasnya.

BACA JUGA:Motor Iconic dengan Desain Classic Buat Honda Supercub C125 Tampil Keren, Segini Harganya

Ia menegaskan kerja sama dengan Vietnam menjadi upaya pemerintah dalam menekan kerugian negara imbas praktik ilegal penyelundupan benur yang masih terus terjadi hingga saat ini. Diketahui, setiap tahunnya ada lebih dari 300 juta ekor benur mengalir secara ilegal dari Indonesia.

Trenggono menambahkan KKP bersama penegak hukum dan kementerian lainnya gencar melakukan pengawasan di berbagai titik rawan, termasuk dengan menambah kapal pengawas.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Prof. Ari Purbayanto menilai kerja sama Indonesia dengan Vietnam diperlukan untuk mendorong geliat budidaya di dalam negeri.

BACA JUGA:5 Manfaat Minum Rebusan Air Daun Pandan

Menurutnya, kerja sama ini membawa peluang peningkatan kemampuan budidaya lobster di Indonesia yang selama ini masih dominan dilakukan secara tradisional. Di samping itu, ia menyebut peluang hidup benur di alam sangat kecil sehingga lebih baik dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan budidaya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER